Sukses

Atlet tenis dan politikus berkebangsaan Indonesia

Informasi Profil

  • Nama LengkapSri Rahayu Basuki
  • Nama PanggilanYayuk Basuki
  • LahirYogyakarta, Indonesia
  • Tanggal Lahir30 November 1972
  • PekerjaanAtlet Tenis, Politikus

Prestasi

  • 1987Perempat final Wimbeldon junior.
  • 1991Babak ketiga Wimbeldon Juara Patayya Terbuka
  • 1992Babak keempat Wimbeldon Juara Malaysia Terbuka
  • 1993Babak keempat Juara Pattaya Terbuka Juara Indonesia Terbuka
  • 1994Sampai babak keempat Juara Nokia Juara Indonesia Terbuka
  • 1995Atlet terbaik versi SIWO PWI jaya, Semi final Indonesia Terbuka, Babak ketiga Australia Terbuka, Babak ketiga Toray Pan Pasifik, Babak kedua Indian Wells, Babak ketiga Lipton, Babak kedua Piala Federasi
  • 1996Babak ketiga Tasmania Terbuka, Babak ketiga Australia terbuka, Babak ketiga Perancis terbuka, Menang atas Iva Majoli dalam Kanada Terbuka
  • 1997Babak kedua Australia Terbuka, Perempat final Perancis Terbuka, Peringkat 21 WTA, Peringkat 22 WTA, Delapan besar Wimbledon

Sri Rahayu Basuki atau lebih akrab disapa Yayuk Basuki (30 November 1972) merupakan atlet tenis dan politikus berkebangsaan Indonesia. Nama Yayuk dalam dunia tenis bukanlah nama baru, prestasinya di kancah internasional berhasil mengharumkan nama Indonesia.

Pada era 90an, Yayuk sukses menyabet enam gelar tunggal dan sembilan gelar ganda dalam pagelaran Asosiasi Tenis Wanita. Ia juga sempat masuk perempat final Wimbledon tahun 1997. Wanita yang dianugerahi penghargaan Atlet Terbaik dari mantan presiden Soeharto ini memutuskan mengakhiri karirnya sebagai pemain tunggal pada tahun 2000, namun tetap bermain ganda sampai tahun 2013.

Lepas dari profesi atletnya, saat ini Yayuk tergabung dalam Partai Amanat Nasional dan berhasil duduk di bangku DPR Republik Indonesia. Ia mengaku prihatin karena merasa dunia olah raga menjadi lahan empuk untuk korupsi. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu alasan dirinya memutuskan terjun ke panggung politik.

Desak Pemerintah Fokus Persiapan Asian Games


Anggota Komisi X DPRI RI Yayuk Basuki mengungkapkan temuannya selama menjadi anggota panitia kerja (Panja) Asian Games 2018. Menurut mantan petenis ini pemerintah tak fokus pada persiapan atlet untuk berlaga di ajang multi event. Hal tersebut dikatakan Yayuk dalam sebuah diskusi terbuka di Ruang Fraksi PAN, Gedung Nusantara I, Senayan, Rabu (16/3) siang tadi. Menurutnya, persiapan elemen terkait, seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dianggap terlalu santai. "Komisi X merasa semua santai dan gaungnya Asian Games tidak ada. Maka kami mendesak agar segera dilakukan percepatan kalau tidak ingin malu," tutur Yayuk kepada wartawan.

Alasan Bergabung ke PAN

Salah satu atlet tenis Yayuk Basuki mengaku bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) lantaran kondisi olahraga nasional semakin terperosok tak menentu arahnya. Ia pun mengaku senang bisa bergabung bersama partai besutan Hatta Rajasa tersebut, karena kesamaan visi dan misi untuk perbaikan prestasi olahraga nasional.

"Ini merupakan sisi keprihatinan kita sebetulnya, mengingat perkembangan olahraga di tanah air yang makin terperosok selama 13 tahun terakhir ini. Terutama kesejahteraan para atlet yang masih kurang mendapat perhatian," kata Yayuk saat konperensi pers di Kantor DPP PAN, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (18/3/2013).