Sukses

Informasi Umum

  • PengertianMenurut KBBI, resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dsb.

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    Penyebab Resesi

    - Guncangan ekonomi yang tiba-tiba

    Guncangan ekonomi adalah masalah kejutan yang menimbulkan kerusakan finansial yang serius. Sebagai contoh, pada 1970-an, OPEC memutus pasokan minyak ke AS tanpa peringatan, menyebabkan resesi, belum lagi antrean yang tak ada habisnya di pompa bensin.

    Wabah virus korona, yang mematikan ekonomi di seluruh dunia, adalah contoh terbaru dari guncangan ekonomi yang tiba-tiba.

    - Utang yang berlebihan:

    Ketika individu atau bisnis memiliki terlalu banyak hutang, biaya untuk membayar hutang dapat meningkat ke titik di mana mereka tidak dapat membayar tagihan mereka.

    Meningkatnya utang tak terbayar dan kebangkrutan kemudian membalikkan perekonomian. Gelembung perumahan yang menyebabkan Resesi Hebat adalah contoh utama dari utang yang berlebihan yang menyebabkan resesi.

    - Gelembung aset:

    Ketika keputusan investasi didorong oleh emosi, hasil ekonomi yang buruk akan segera terjadi. Investor bisa menjadi terlalu optimis selama ekonomi kuat.

    - Terlalu banyak inflasi:

    Inflasi adalah tren harga yang stabil dan naik dari waktu ke waktu. Inflasi sebenarnya bukanlah hal yang buruk, tetapi inflasi yang berlebihan adalah fenomena yang berbahaya.

    Bank sentral mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan suku bunga yang lebih tinggi menekan aktivitas ekonomi.

    Inflasi yang tidak terkendali adalah masalah yang terus berlanjut di AS pada tahun 1970-an. Untuk memutus siklus tersebut, Federal Reserve dengan cepat menaikkan suku bunga, yang menyebabkan resesi.

    - Terlalu banyak deflasi:

    Meskipun inflasi yang tak terkendali dapat menyebabkan resesi, deflasi bisa menjadi lebih buruk. Deflasi adalah saat harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan upah menyusut, yang selanjutnya menekan harga.

    Ketika lingkaran umpan balik deflasi lepas kendali, orang dan bisnis berhenti berbelanja, yang merusak ekonomi.

    - Perubahan teknologi:

    Penemuan baru meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian dalam jangka panjang, tetapi mungkin ada periode penyesuaian jangka pendek untuk terobosan teknologi.

    Pada abad ke-19, ada gelombang peningkatan teknologi hemat tenaga kerja. Revolusi Industri membuat seluruh profesi menjadi usang, memicu resesi dan masa-masa sulit. Saat ini, beberapa ekonom khawatir bahwa AI dan robot dapat menyebabkan resesi dengan menghilangkan seluruh kategori pekerjaan.

     

    Dampak Resesi

    Anda mungkin kehilangan pekerjaan selama resesi, karena tingkat pengangguran meningkat. Tidak hanya kehilangan pekerjaan, juga menjadi jauh lebih sulit untuk mencari pengganti pekerjaan karena lebih banyak orang yang menganggur.

    Orang-orang yang masih bekerja juga mungkin akan mendapatkan pemotongan gaji dan tunjangan, dan berjuang untuk menegosiasikan kenaikan gaji di masa depan.

    Investasi dalam saham, obligasi, real estat, dan aset lainnya juga bisa hilang saat resesi, mengurangi tabungan dan mengganggu rencana pensiun.

    Lebih buruk lagi, jika Anda tidak dapat membayar tagihan karena kehilangan pekerjaan, Anda mungkin menghadapi kemungkinan kehilangan rumah dan properti lainnya.

    Pemilik bisnis menghasilkan lebih sedikit penjualan selama resesi, dan bahkan mungkin bisa jadi bangkrut.

    Meski demikian, resesi itu tidak berlangsung selamanya. Seperti Depresi Hebat yang pernah terjadi dunia, pada akhirnya berakhir, dan ketika itu terjadi, itu diikuti periode pertumbuhan ekonomi terkuat dalam sejarah AS.

    Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar saat acara acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2024 di Jakarta, Selasa (20/2/2024). (Foto: tangkapan layar/Tira Santia)
    Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)