Sukses

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    Pengertian

    Lupus, atau juga dikenal dengan sebutan Sistemik Lupus Eritematosus (SLE), merupakan penyakit peradangan kronik yang terjadi karena sistem daya tahan tubuh seseorang menyerang sel dan jaringan tubuhnya sendiri.

    Peradangan yang terjadi akibat lupus dikenal memiliki seribu wajah, karena bisa menyerang berbagai sistem organ tubuh, termasuk persendian, kulit, ginjal, sel darah, otak, jantung, dan paru-paru.

    Lupus seringkali sulit dikenali karena tanda dan gejalanya sangat bervariasi dan menyerupai berbagai kondisi klinis lainnya. Salah satu tanda yang cukup khas pada lupus berupa adanya ruam pada wajah yang menyerupai sayap kupu-kupu di pipi. Tapi ruam ini pun tidak selalu terjadi pada para penyandang lupus. SLE juga diketahui lebih sering ditemui pada wanita. Walaupun dapat terjadi pada seluruh kelompok usia, lupus paling sering terdiagnosis pada usia 15 hingga 40 tahun.

    Penyebab

    Hingga saat ini sebagian besar kasus lupus belum diketahui secara pasti penyebabnya. Kemunculannya diduga merupakan kombinasi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Ada individu yang terlahir dengan kecenderungan mengalami lupus, ada yang terpicu oleh faktor infeksi, penggunaan obat-obat tertentu, atau karena dipengaruhi kondisi stres. 

    Walaupun belum bisa sembuh secara total, serangkaian terapi dan pengobatan kini semakin berkembang untuk mengontrol berbagai gejala yang timbul. Individu dengan kecenderungan mengalami lupus bisa mengalami gejala ringan hingga berat bila terpapar suatu pemicu dari lingkungannya.

    Beberapa kondisi yang dianggap sebagai pemicu adalah sengatan sinar matahari, infeksi, beberapa jenis makanan, konsumsi obat tertentu, aktivitas melelahkan, kurang istirahat, atau kondisi stres.

    Lupus

    Gejala

    Sebelum terdeteksi, para penyandang lupus banyak yang tidak menyadari dirinya mengalami lupus dan juga karena mereka tidak mengalami gejala yang berarti pada waktu yang lama. 

    Gejala bisa timbul secara tiba-tiba dan seringkali mengejutkan serta memengaruhi kualitas hidup para penyandang lupus. Apalagi, gejala lupus juga sangat bervariasi dan berbeda pada masing-masing individu, bergantung dari organ tubuh yang terkena.

    Beberapa gejala umum yang sering ditemui adalah:

    • Ruam kulit
      Ruam kulit paling sering ditemui pada wajah, pergelangan tangan, dan tangan. Yang cukup khas pada SLE adalah ruam di pipi dan batang hidung, yang dikenal dengan istilah ‘butterfly rash’ atau ‘malar rash’. Ruam  kulit juga bisa terasa gatal, nyeri, atau meradang yang bisa diperparah oleh sinar matahari.
    • Kelelahan
      Kelelahan berat merupakan salah satu gejala SLE yang cukup sering ditemui. Pada pasien dengan lupus, melakukan aktivitas sehari-hari pun bisa menimbulkan kelelahan. Banyak penyandang SLE yang menyatakan bahwa kelelahan yang dialami ini sangat memengaruhi kualitas hidup mereka.
    • Nyeri atau pembengkakan pada sendi
      Nyeri dan pembengkakan sendi umumnya dirasakan di tangan dan kaki, tapi bisa juga berpindah-pindah dan umumya lebih berat dirasakan pada pagi hari. Gangguan deformitas permanen pada sendi jarang ditemukan pada penyandang lupus.

    Diagnosis

    Menegakkan diagnosis lupus merupakan hal yang cukup sulit pada awalnya karena tanda dan gejala lupus yang berbeda-beda, seperti peniru ulung yang bisa membuat diagnosis salah arah dan menutupi masalah sesungguhnya. Diagnosis bisa segera diketahui umumnya bila ditangani ahli yang tepat,  temuan teliti dari pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan darah dan urine yang tepat.

    Pemeriksaan laboratorium biasanya mencakup:

    • Pemeriksaan darah lengkap, untuk mengevaluasi jumlah sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan hemoglobin, yang merupakan protein yang terdapat pada sel darah merah. Salah satu yang perlu diketahui adalah indikasi anemia yang seringkali terjadi pada pasien lupus.
    • Pemeriksaan fungsi ginjal dan hati juga perlu dilakukan karena lupus umumnya memengaruhi kerja organ-organ ini.
    • Pemeriksaan urine yang dilakukan untuk memeriksa kadar protein dan sel darah merah dalam urine.
    • Pemeriksaan Antinuclear Antibody (ANA), yang mendeteksi adanya antibodi tertentu pada tubuh. Meski sebagian besar individu dengan lupus hasil ANA-nya positif, tapi tak semua orang dengan ANA positif terindikasi lupus. Untuk memastikan, dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan antibodi yang lebih spesifik bila hasil pemeriksaan ANA seseorang positif.

    Pemeriksaan penunjang seperti rontgen dada dan ekokardiogram juga biasanya diperlukan untuk melihat adanya kelainan pada jantung dan paru-paru. Kadangkala. pemeriksaan biopsi ginjal yang membutuhkan jaringan ginjal untuk pemeriksaan lebih lanjut juga akan dilakukan bila ditengarai terdapat kelainan pada ginjal.

    Pengobatan

    Penanganan untuk masalah lupus bergantung pada gejala dan keluhan yang dialami. Pengobatan yang umumnya digunakan untuk mengontrol gejala lupus termasuk:

    • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), digunakan untuk menangani nyeri, pembengkakan, atau demam yang disebabkan oleh lupus.
    • Obat kortikosteroid, digunakan untuk menangani peradangan yang disebabkan oleh lupus. Beberapa efek samping tercatat timbul akibat penggunaan obat ini, seperti peningkatan berat badan, lebam pada tubuh, diabetes, tekanan darah tinggi, dan peningkatan risiko infeksi.
    • Obat imunosupresan, yang merupakan obat untuk menekan sistem daya tahan tubuh. Efek samping mungkin timbul berupa peningkatan risiko infeksi, kerusakan hati, dan penurunan kesuburan.
    • Obat antimalaria, yang terbukti dapat mengontrol beberapa gejala lupus bila digunakan secara rutin 

    Pencegahan

    Karena penyebab lupus merupakan gabungan antara faktor genetik dan lingkungan dan masih dalam penelitian, belum ada metode yang terbukti 100% efektif untuk mencegah terjadinya penyakit ini. 

    Mereka yang diketahui secara genetis memiliki riwayat keluarga dengan kecenderungan lupus, sebaiknya melakukan pengecekan laboratorium sedini mungkin untuk mengetahui kondisi tubuhnya.

    Bila ditemukan kecenderungan lupus, dokter bisa melakuan strategi pencegahan timbulnya gejala yang lebih berat. Serangkaian perubahan pola hidup juga biasanya dianjurkan oleh dokter untuk meningkatkan ketahanan fisik dan psikologis menghadapi gejala lupus.