Sukses

Informasi Umum

  • PengertianFavipiravir adalah salah satu jenis obat yang digunakan untuk mengatasi beberapa jenis virus influenza. Bahkan obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati pasien Covid-19.
  • Bentuk ObatTablet

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    Bahan Baku Favipiravir Nyaris 100 Persen Impor

    PT Kimia Farma mulai memproduksi Favipiravir, obat pasien Covid-19 yang pertama kali dipakai di China. Meski mulai diproduksi di dalam negeri, bahan baku obat ini hampir seluruhnya menggunakan bahan baku impor.

    "Favipiravir, bahan baku impor, hampir semua impor," ujar Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo dalam rapat bersama DPR, Jakarta, Rabu (7/7).

    Kimia Farma sendiri merupakan satu-satunya perusahaan dalam negeri yang bisa mengembangkan obat Covid-19 ini. Secara bertahap, uji terus dilakukan untuk menghasilkan produk yang sama dengan China.

    "Salah satu produk Kimia Farma related Covid-19 adalah pengembangan produk baru Favipiravir. Favipiravir merupakan produksi pertama di Indonesia yang diproduksi sendiri oleh holding BUMN Farmasi," katanya.

    Obat ini, kata Verdi, sudah didistribusikan ke berbagai rumah sakit di Indonesia. Sebab, telah mengantongi izin edar serta izin pakai dari Badan POM.

    "Ini sudah didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit. Kimia Farma sudah memperoleh Emergency Used Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," katanya.

     

    Diajukan Jadi Obat COVID-19 di Jepang

    Avigan, yang dikenal dengan nama generik favipiravir, disetujui di Jepang sebagai obat influenza. Kini, Fujifilm Holdings yang memproduksi obat tersebut telah mengajukan permintaan persetujuan Avigan juga sebagai obat untuk COVID-19 di Jepang.

    Fujifilm mengklaim bahwa studi tahap akhir Avigan menunjukkan adanya percepatan waktu penyembuhan pasien COVID-19 dengan gejala tidak parah. Pihak perusahaan akan mengajukan persetujuan secepatnya pada Oktober 2020.

    Kabar tersebut berdampak positif bagi Fujifilm, dengan kenaikan saham 3 persen, seperti dilansir Antara, Jumat (16/10/2020).

    Uji klinis tahap akhir yang melibatkan 156 pasien di Jepang menunjukkan bahwa mereka, yang mengonsumsi obat Avigan sembuh setelah 11,9 hari, dibanding 14,7 hari pada kelompok pengguna plasebo. Hasil riset, yang dilakukan anak cabang Fujifilm Toyama Chemical, dinyatakan signifikan secara statistik.