Sukses

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    Pengertian

    Diare adalah kondisi di mana feses yang dikeluarkan encer atau berair dengan frekuensi lebih sering daripada biasanya.Umumnya, penyebab diare adalah makanan atau minuman yang kotor dan terkontaminasi mikroorganisme.

    Banyak orang menderita diare satu atau dua kali setahun.Biasanya diare berlangsung 2-3 hari dan bisa ditangani dengan obat-obatan yang dijual bebas.Tetapi pada kasus khusus, diare bisa berlangsung berminggu-minggu.

    Situasi Diare di Indonesia

    Diare masih menjadi masalah kesehatan besar di negara berkembang, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena angka morbiditas (perbandingan antara kelompok masyarakat yang sakit dan yang sehat dalam sebuah populasi) dan mortalitas cukup tinggi. Diare ada di peringkat tiga belas penyebab kematian secara umum di Indonesia dengan proporsi 3.5 persen. Sedangkan untuk kategori penyakit menular, diare menduduki peringkat ketiga.

    Kelompok usia yang terbanyak mengalami diare adalah balita, yaitu sebanyak 16.7 persen. Prevalensi diare sedikit lebih tinggi pada anak laki-laki (14.8 persen) dibandingkan dengan anak perempuan (12.5 persen). Hasil penelitian juga memerlihatkan bahwa prevalensi diare paling tinggi terjadi pada anak yang tinggal di rumah tanpa akses air bersih yaitu 18.4 persen.
    (Data diambil dari hasil riset Departemen Kesehatan RI tahun 2007)

    Diare

    Diagnosis

    Umumnya, diare dapat berlangsung hingga seminggu dan bisa sembuh tanpa pengobatan apa pun. Namun, jika kondisi yang Anda alami cukup parah, segera periksakan diri ke dokter.

    Untuk mengetahui apakah pasien mengalami diare dan penyebabnya, pertama dokter akan mengumpulkan informasi seputar gejala yang dialami. Dokter akan menanyakan tekstur feses, frekuensi buang air besar, kebiasaan sehari-hari pasien. Selain itu Anda juga harus menginformasikan pada dokter jika ada gejala lain yang menyertai (demam tinggi), konsumsi makanan yang tidak biasa, faktor psikologis, dan pengobatan tertentu yang mungkin sedang dijalani.riksaan ini dapat berupa analisa sampel feses, tes darah, dan pemeriksaan rektum.

    Ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis diare, antara lain:

    1. Analisa feses
      Dokter akan meminta Anda untuk menyerahkan sampel feses untuk dianalisa. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi infeksi yang mungkin terjadi. Analisa ini dilakukan apabila Anda sudah mengalami diare lebih dari dua minggu, ada darah atau nanah pada feses, atau ada gejala lain yang menyertai. Selain itu, pemeriksaan ini juga perlu dilakukan jika Anda mengalami diare usai dirawat di rumah sakit atau karena sistem imun yang lemah (penderita HIV).
    2. Tes darah
      Dokter akan meminta Anda melakukan tes darah apabila terdapat kecurigaan diare sebagai gejala dari penyakit lain. Contohnya, hasil tes darah menunjukkan adanya peradangan. Ini adalah salah satu gejala penyakit radang usus.
    3. Pemeriksaan rektum
      Jika pasien berusia di atas 50 tahun atau mengalami diare yang sulit sembuh, dokter akan melakukan pemeriksaan rektum digital. Cara periksanya adalah dengan memasukkan jari ke dalam rektum untuk memeriksa kondisi abnormal.Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendiagnosis penyakit yang berhubungan dengan rektum dan usus.
    4. Pemeriksaan tambahan

    Dokter juga dapat menyarankan pemeriksaan berikut untuk membantu menyimpulkan diagnosis:

    • Sigmoidoskopi, memasukkan alat sigmoidoskop (tuba tipis dan fleksibel yang memiliki kamera di bagian ujung) ke dalam rektum hingga ke usus
    • Kolonoskopi, prosedurnya mirip dengan sigmoidoskopi tetapi tuba yang digunakan lebih besar (kolonoskop) untuk memeriksa keseluruhan kondisi usus

    Gejala

    Pada tiap penderita, gejala diare berbeda-beda. Beberapa orang mengeluarkan feses yang sangat encer, sementara beberapa lainnya mengeluarkan feses yang tak terlalu encer. Meski demikian, ada beberapa gejala yang sering dikaitkan dengan diare. Gejala-gejala tersebut antara lain kram perut, mual dan muntah, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.

    Umumnya pada orang dewasa, diare akan pulih dalam waktu 2-4 hari. Pada anak-anak, waktu pemulihan lebih lama yaitu 5-7 hari. Apabila diare berlangsung lebih dari satu minggu atau kondisinya bertambah parah, segera periksa ke dokter. Waspadai juga tanda-tanda dehidrasi selama masa pemulihan.

    Diare dan Dehidrasi

    Pengeluaran cairan melalui feses yang berlebihan ditambah dengan hilangnya nafsu makan dapat berdampak dehidrasi. Kondisi ini harus segera ditangani karena bisa berakibat fatal. Dehidrasi sendiri lebih mudah terjadi pada anak-anak. Hal ini dikarenakan ketahanan anak-anak terhadap dehidrasi yang lebih rendah ketimbang orang dewasa.
    Gejala dehidrasi pada anak-anak antara lain:

    • Jarang buang air kecil
    • Mulutnya kering atau menangis tanpa air mata
    • Feses berdarah, berwarna merah atau hitam
    • Terlihat sering mengantuk dan tidak responsif
    • Terlihat cekung pada mata atau perut
    • Jika kulit dicubit tidak kunjung kembali (turgor menurun)

    Sedangkan tanda dehidrasi pada orang dewasa antara lain:

    • Kelelahan dan tidak bertenaga
    • Hilang nafsu makan
    • Mual
    • Pusing
    • Lidah terasa kering
    • Mata terlihat cekung
    • Kram otot
    • Jantung berdebar

    Pengobatan

    Gejala diare umumnya akan hilang dengan sendirinya tanpa bantuan pengobatan apa pun. Biasanya diare berlangsung hingga 7 hari. Pada kasus tertentu, diare dapat berlangsung lebih lama tergantung penyebabnya. Anda bisa melakukan beberapa hal berikut untuk meringankan kondisi yang sedang dialami:

    Perbanyak Asupan Cairan

    Saat mengalami diare, Anda harus mengonsumsi lebih banyak cairan.Terutama jika disertai muntah. Hal ini dibutuhkan untuk menghindari dan menangani dehidrasi. Minumlah sedikit-sedikit tapi sering. Lebih baik masuk cairan sedikit daripada tidak sama sekali. Jika asupan cairan cukup, urine akan berwarna kuning muda atau hampir bening. Hindari pemberian jus buah atau minuman bersoda karena akan membuat diare bertambah parah.

    Makan

    Pada saat diare berlangsung, para ahli menyarankan agar Anda tidak mengonsumsi makanan padat dulu. Setidaknya sampai Anda mampu makan dengan normal. Makanlah dalam porsi lebih sedikit dari biasanya. Selain itu hindari makanan yang berlemak dan pedas.

    Jangan berikan makanan padat pada anak-anak jika mereka dehidrasi. Tunggu sampai mereka mengonsumsi cukup cairan. Makanan baru bisa diberikan setelah mereka tidak lagi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Jika anak tidak mengalami dehidrasi, berikan makanan seperti biasa.

    Cairan oralit

    Bagi penderita diare yang rentan dehidrasi, dokter akan menyarankan penggunaan oralit. Anda yang berfisik lemah, berusia di atas 60 tahun, dan memiliki riwayat kesehatan serius sangat disarankan mengonsumsi oralit.

    Oralit dijual bebas di apotek. Anda tinggal mencampurnya dengan air. Fungsi oralit adalah untuk menggantikan garam, glukosa, dan mineral penting lain yang mungkin hilang saat mengalami kekurangan cairan.

    Untuk penderita anak-anak, dokter akan menyarankan oralit apabila terlihat tanda-tanda dehidrasi. Oralit dapat diberikan tiap kali anak buang air besar. Banyaknya tergantung pada berat badan anak.

    Penggunaan obat-obatan

    Obat antidiare dapat mengurangi gejala diare dan mempersingkat durasinya. Namun, sebenarnya obat tidak diperlukan karena sistem kekebalan tubuh akan melawannya secara alami. Obat antidiare yang paling sering digunakan adalah loperamide karena dapat mengurangi pergerakan usus sehingga cairan akan lebih banyak diserap. Ini dapat membantu atasi diare.

    Jangan minum obat antidiare jika diare disertai gejala lain seperti demam tinggi dan terdapat darah atau nanah pada feses. Sebaiknya Anda segera berkonsultasi dengan dokter.

    Penggunaan antibiotik untuk diare

    Biasanya dokter akan menganjurkan penggunaan antibiotik apabila penyebab diare sudah dipastikan bakteri atau jika diare terjadi sangat parah. Sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan antibiotik kalau penyebab diare belum diketahui pasti. Hal ini dikarenakan antibiotik tidak akan bekerja jika penyebab infeksi adalah virus. Dan jika digunakan untuk penyakit ringan akan mengurangi efek antibiotik terhadap kondisi yang lebih serius.

    Obat pereda sakit

    Obat pereda sakit tidak dapat mengatasi diare. Namun, pemberian parasetamol atau ibuprofen bisa membantu meredakan gejala yang menyertai diare seperti demam dan sakit kepala. Pastikan Anda memberikan obat-obatan yang sesuai gejala dan ikuti petunjuk pemakaiannya.
    Pengobatan kondisi utama

    Jika sebelumnya Anda didiagnosis mengidap penyakit tertentu yang dapat menyebabkan diare, sebaiknya lakukan pengobatan terhadap penyakit tersebut lebih dahulu. Hal ini akan meringankan kondisi diarenya. Apabila kondisi utama tidak ditangani dengan tepat, maka diare sebagai gejala akan terus berlanjut.

    Penyebab

    Diare umumnya terjadi ketika cairan dari makanan tidak dapat diserap usus dengan baik. Atau ada terlalu banyak cairan yang disekresikan ke usus. Normalnya, usus besar akan menyerap cairan dari makanan yang kita konsumsi dan meninggalkan kotoran (feses) setengah padat. Jika cairan dari makanan tersebut tidak diserap baik, maka hasilnya feses akan menjadi encer atau bahkan cair. Kondisi ini dipengaruhi banyak faktor sehingga diare dapat berlangsung singkat atau lama.

    Diare yang berlangsung singkat

    Biasanya diare ini adalah gejala dari infeksi usus, yang disebabkan oleh:

    • Virus, seperti rotavirus
    • Bakteri, seperti campylobacter
    • Parasit, seperti giardia intestinalis

    Penyebab lainnya termasuk faktor psikologis (merasa cemas), mengonsumsi minuman keras, alergi makanan, usus buntu, atau efek samping obat-obatan.

    Diare jangka panjang

    Dapat disebabkan oleh:

    • Sindrom usus besar
    • Penyakit coeliac, penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten
    • Penyakit Crohn, radang pada lapisan sistem pencernaan
    • Radang pankreas kronis
    • Kanker usus
    • Efek samping pengangkatan bagian perut (gastrektomi)