Sukses

Konferensi 3 Kota Dunia di Unair, Hasto Gaungkan Pemikiran Geopolitik Bung Karno

Hasto berbicara selama sekira 30 menit. Dia menyapa audiens dan menyampaikan ucapan selamat datang di Surabaya, yang diperkenalkan Hasto sebagai kota pahlawan dan kota revolusi.

Liputan6.com, Surabaya - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menggaungkan pemikiran geopolitik Sukarno (Bung Karno) pada rangkaian konferensi tiga kota dunia, Bandung (Indonesia) - Belgrade (Serbia) - Havana (Kuba) di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

"Pemikiran geopolitik Soekarno didasari pada Pancasila yang merupakan ideologi bangsa Indonesia," ujarnya di hadapan peserta konferensi dari 29 negara di Unair Surabaya, Jumat (11/11/2022).

Hasto menjelaskan, pemikiran geopolitik Bung Karno didedikasikan untuk membangun tata dunia baru yang bebas dari imperialisme dan kolonialisme, serta demokratis dan berkeadilan. Bung Karno secara komprehensif pernah menjabarkan pemikirannya lewat pidato berjudul “To Build the World a New”, pada forum PBB, September 1960.

“Pandangan Bung Karno tentang tatanan dunia baru, dan gagasannya tentang geopolitik non-ekspansionis, sangat berbeda dari Barat. Geopolitik Soekarno didasarkan pada kemanusiaan, internasionalisme, keadilan dan solidaritas antar bangsa, serta komitmen hidup berdampingan secara damai. Prinsip-prinsip ini pada akhirnya dapat menjadi landasan penting bagi masa depan dunia,” ucapnya.

Hasto berbicara selama sekira 30 menit. Dia menyapa audiens dan menyampaikan ucapan selamat datang di Surabaya, yang diperkenalkan Hasto sebagai kota pahlawan dan kota revolusi.

“Sebuah kota yang memanifestasikan kepahlawanan dan semangat merdeka atau mati,” kata Hasto soal Surabaya yang juga merupakan kota kelahiran Bung Karno.

Di sela pemaparan, Hasto memutar video yang menjelaskan tentang intisari pemikiran geopolitik Bung Karno. Sepanjang pidato, Hasto menyebut kata Sukarno sebanyak 15 kali.

Hasto mengemukakan, saat ini dunia dibayangi oleh ketidakadilan global, di mana berbagai masalah dunia semakin mengemuka belakangan ini, mulai dari kemiskinan, ketidakadilan dunia kesehatan seperti distribusi vaksin, disparitas penguasaan teknologi, hambatan di rantai pasok yang memicu inflasi dunia, perang, dan sebagainya.

“Maka sebenarnya apa yang dipelopori generasi pertama non-aligned movement (gerakan Non-Blok) seharusnya memantik kesadaran kita untuk menuju tata dunia baru yang lebih berkeadilan dan mengedepankan wajah kemanusiaan,” ujar Hasto.

Dalam pemikiran Sukarno, papar Hasto, geopolitik, geoekonomi, dan geostrategi digunakan untuk merumuskan kebijakan strategis kepentingan nasional dalam dinamika internasional demi terwujudnya pemikiran dunia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerja Sama Politik

Hasto menggarisbawahi pentingnya diplomasi untuk kerjasama politik, ekonomi, dan budaya sebagai hal penting dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia, alih-alih kerja sama militer. Platform kerja sama militer disebut mendapat estimasi signifikansi terendah dalam teori geopolitik Soekarno.

Hasto menegaskan, kekuatan negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang menggemakan semangat Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Nonblok, serta Konferensi Tri-Kontinental harus bersatu untuk mengubah dunia, mengedepankan wajah kemanusiaan dan mendonorkan semangat kerjasama ekonomi yang adil.

“Pada akhirnya, pelestarian bumi, keselamatan alam semesta, harus diperjuangkan bersama karena kita hidup di planet yang sama,” tegas Hasto.

Rangkaian Bandung-Belgrade-Havana Confereence” yang digelar hari ini adalah bagian dalam peringatan 65 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung, 60 tahun KTT Nonblok di Beograd, dan 55 tahun Konferensi Tiga Benua di Havana.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.