Sukses

Wejangan Menko PMK Untuk 1.456 Wisudawan UM Surabaya

Pada momen tersebut, Menko PMK mengungkapkan, revolusi mental harus dimiliki oleh setiap lulusan perguruan tinggi untuk menghadapi 2023.

Liputan6.com, Surabaya - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy memberikan wejangan kepada 1.456 wisudawan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.

Pada momen tersebut, Menko PMK mengungkapkan, revolusi mental harus dimiliki oleh setiap lulusan perguruan tinggi untuk menghadapi 2023.

"Sekarang adanya perubahan drastis komplek itu harus beradaptasi dengan cepat. Butuh kreativitas mampu merespons cepat dalam situasi baru dan itu harus dimiliki alumni ums terjun di dunia kerja di dunia pengabdian pada masanya," pesan Menko PMK di Surabaya, Sabtu (29/10/2022).

Menurutnya, lulusan ini nanti menjadi pemain inti dalam Indonesia emas. Sehingga ia juga menekankan agar setiap lulusan perguruan tinggi bisa mengamplifikasi gerakan revolusi mental.

"Ada tiga nilai pancasila sesuai arahan presiden. Integritas bangsa anak muda yang harus pupuk, etos kerja pekerja keras dan semangat gotong royong," ujarnya.

Rektor UM Surabaya, Sukadiono menambahkan, wisuda kali ini menjadi wisuda offline dengan jumlah terbesar yang diadakan. Meskipun demikian, 1.456 wisudawan kali ini telah memiliki bekal softskill dan kemampuan untuk beradaptasi dengan tuntutan dunia kerja.

"Beberapa wisudawan juga berhasil lulus dengan mempublikasikan karyanya ataupun penelitiannya di jurnal internasional ataupun nasional. Sehingga bisa dikonversi setara enam sks skripsi," ucapnya.

Sukadiono menyebut, ketentuan konversi ini menjadi salah satu langkah penerapan kampus merdeka. Bahkan sudah diterapkan selama empat tahun terakhir.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pameran Karya dan Inovasi

"Harapannya akan lebih banyak mahasiswa yang bisa mempublikasikan penelitiannya kalau bisa meningkat 500 persen. Karena ini juga lebih mudah dibandingkan skripsi yang tahapannya banyak," ujarnya.

Tantangan tersendiri menumbuhkan budaya untuk mempublikasikan penelitian dikalangan mahasiswa. Karena mereka lebih awam dengan proses skripsi.

"Makanya kami ada mata kuliah metodologi penelitian dan ada juga pameran karya dan inovasi mahasiswa sebagai motivasi dalam publikasi penelitiannya," ucap Sukadiono.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.