Sukses

Jokowi: Bukti Tragedi Kanjuruhan Terlihat Jelas, TGIPF Harus Kerja Cepat

Jokowi meminta Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGPF) tragedi Stadion Kanjuruhan Malang bekerja cep

Liputan6.com, Malang - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGPF) tragedi Stadion Kanjuruhan Malang bekerja cepat. Ia menilai perkara ini terang benderang sehingga tak ada alasan hasilnya baru diketahui 1 bulan lagi.

Jokowi saat menengok korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, mengatakan, TGIPF independen dibentuk dengan tujuan pengusutan tragedi Stadion Kanjuruhan Malang berjalan maksimal. Tanpa ada sesuatu pun yang ditutup - tutupi.

"Kita ingin diusut tuntas, tak ada yang ditutup tutupi. Yang salah juga diberi sanksi kalau masuk pidana juga sama dipidanakan," kata Jokowi.

Ia menyerahkan seluruh penyelidikan sepenuhnya di tangan TGIPF. Termasuk soal gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan ke tribun penonton dan lainnya bakal dilihat oleh TGIPF. Tim yang dibentuk pemerintah lewat Menko Polhukam itu diperintah bekerja dengan cepat.

"Disampaikan Menkopolhukam 1 bulan, tapi saya minta secepatnya. Ini barangnya kelihatan semua kok. Secepat-cepatnya," ujar Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

131 Meninggal

Polri membuka data baru terkait total korban meninggal dunia tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Kini jumlahnya pun bertambah dari 125 orang ke 131 jiwa.

"Ya, setelah semalam dilakukan coklit bersama Kadinkes, Tim DVI dan direktur RS, penambahan data yang meninggal di non faskes. Karena tim mendatanya korban yang dibawa ke RS," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Rabu (5/10/2022).

Adapun rincian jumlah korban meninggal tragedi Kanjuruhan terdata sebanyak 44 orang di tiga rumah sakit pemerintah, yakni RSUD Kanjuruhan sebanyak 21 orang, RS Bhayangkara Hasta Brata Batu sebanyak 2 orang dan RSU dr Saiful Anwar Malang sebanyak 20 orang.

Kemudian sebanyak 75 korban meninggal dunia terdata di tujuh rumah sakit swasta, yakni RSUD Gondanglegi sebanyak 4 orang, RS Wafa Husada sebanyak 53 orang, RS Teja Husada sebanyak 13 orang, RS Hasta Husada sebanyak 3 orang, RS Ben Mari sebanyak 1 orang, RST Soepraoen 1 orang, dan RS Salsabila 1 orang. Lalu sebanyak 12 orang korban meninggal dunia di luar fasilitas kesehatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.