Sukses

Kebakaran Hutan di Situbondo Meluas, 2,5 Hektare Hutan Jati Dilalap Api

Kata Puriono, dugaan sementara sumber api yang membakar hutan jati di wilayah RPH Kendit ini, berasal dari pembakaran daun tebu yang sudah ditebang.

Liputan6.com, Situbondo - Kebakaran hutan akibat kemarau Panjang di Kabupaten Situbondo terus meluas. Kali ini, 2,5 hektare hutan jati di petak 50 K Klas hutan TKTBP, RPH Kendit, BKPH Panarukan, Desa Balung, Kecamatan Kendit terbakar.

“Setelah kemarin hutan di Kawasan Taman Nasional Baluran kali ini hutan jati di Kawasan Kecamatan Kendit sejak Minggu (4/9/2022) juga ikut terbakar akibat cuaca yang cukup panas, karena kemarau Panjang ini," ujar Kordinator Pengedali Operasi (Pusdalops) BPBD Situbondo Puriono, Senin (5/9/2022).

Kata Puriono, dugaan sementara sumber api yang membakar hutan jati di wilayah RPH Kendit ini, berasal dari pembakaran daun tebu yang sudah ditebang.

"Api akhirnya merembet ke hutan karena tiupan angin yang kencang. Tapi itu hanya dugaan sementara, untuk penyebab pastinya masih kita selidiki," tambah Puriono.

Untuk memadamkan api, Petugas RPH Kendit bersama BPBD Situbondo melakukannya dengan cara manual, yakni menggunakan dedaunan yang wilayah sekitar.

"Kami melakukan pemadaman secara manual karena dengan medan yang agak berbukit dan akses jalan yang sulit dilalui mobil pemadam kebakaran, maka untuk mengendalikan api agar tidak merempat semakin meluas, petugas gabungan memadamkan dengan cara keroyokan dengan dedauan," papar Puriono.

Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran hutan ini, selain lokasinya jauh dari permukiman warga, yang terbakar yaitu hanya daun jati yang sudah merangas akibat kemarau pajang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Puluhan Titik Lahan Hutan Terbakar

Puriono menghimbau kepada masyarakat, pada musim kemarau Panjang saat ini, agar tidak sembarangan membuang puntung roko, dan membuat sumber api. Sebab saat ini Kabupaten Situbondo telah memasuki puncak musim kemarau.

"Hampir 90 persen dedaunan di hutan-hutan Situbondo merangkas. Selain hutan juga banyak lahan yang juga ikut terbakar terutama lahan yang banyak ditumbuhi ilalang, Untuk itu kami meminta masyarakat agar tidak membuat sumber api secara sembarangan karena hal itu memicu kebakaran,” ujarnya.

Puriono menambahkan, hingga awal September ini, sudah ada puluhan lahan dan sejumlah hutan baik hutan produksi maupun hutan lindung di Kabupaten Situbondo terbakar akibat kemarau pajang ini.

“Sudah ada puluhan titik lahan dan sejumlah hutan yang terbakar sejak Agustus hinga awal September ini. Musim kemarau di Situbondo diperkirkan hingga pertengahan Oktober 2022," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.