Sukses

Harga Telur di Pasar Probolinggo Tembus Rp 35 Ribu Per Kilogram

Menurut salah satu Pedagang di Pasar Baru Kota Probolinggo Rohayati (45) harga telur saat ini sudah mencapai Rp35.000 per kilogramnya, naik Rp 7000 dari sebelumnya yang berkisar di harga Rp 28.000 per kilogramnya.

Liputan6.com, Probolinggo - Harga telur ayam ras di sejumlah pasar tradisional di Kota Probolinggo, naik cukup signifikan. Kenaikan harga telur itu terjadi sejak beberapa hari lalu.

Menurut salah satu pedagang di Pasar Baru Kota Probolinggo Rohayati (45) harga telur saat ini sudah mencapai Rp35.000 per kilogramnya, naik Rp7.000 dari sebelumnya yang berkisar di harga Rp28.000 per kilogramnya.

“Naiknya langsung drastis, padahal sebelumnya murah. Saya ga tau penyebabnya apa, katanya karena pakanya yang mahal, karena saya ngambilknya dari pengepul naik ya saya jualnya juga ikut naik, ”ujarnya Rabu (31/8/2022).

Akibat naiknya harga telur yang cukup signifikan ini, kata Rohayati, banyak pelangganya yang protes. Pelanggan mengeluhkan kenaikan hara telur tersebut yang naiknya cukup drastis, terlebih banyak pelanggan yang mengambil telur tersebut untuk kebutuhan jualan makanan.

“Banyak yang protes kepada saya, kenapa harganya kok naik. Ya saya bilang ambilnya dari agen juga naik. Akhirnya mereka mengurangi jumlah pembelianya,” tambah Rohayati.

Kata Rohayati, naiknya telur ayam ini, justru tidak membuatnya untung besar, karena daya beli masyarakat menurun, dia malah merugi. Jika sebelumnya sehari bisa mendapatkan penghasilan Rp500 ribu dari penjualan telur. Namun sekarang penghasilanya turun.

“Kalau sekarang cuman bawa uang Rp300 ribu saja karena yang beli sedikit,” Katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bebani Konsumen

Sementara itu salah satu konsumen Nurhasan, kenaikan harga telur ayam ini sangat membebani para konsumen. Terlebih lagi bagi konsumen yang nantinya akan menjual Kembali telur tersebut. Sehingga mereka memilih mengurangi pembelian.

“Kalau seperti saya ini bisa saya akali dengan mengurangi jatah belaja telur, tapi kalau untuk mereka yang kebutuhan berdagang kan kasian juga, harga jual tetap tapi harga belinya harus naik,” katanya.

Nurhasan, berharap kondisi ini bisa segera ditangani pemerintah. Agar tidak berlarut- larut. Karena korbanya masyarakat kecil.

“Kemarin baru saja harga minyak goreng dan cabai yang turun ini giliran telur yang naik. Tolong pemerintah segera bersikap untuk menanganinya, biar harganya terus stabil,” pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.