Sukses

Warga Pesisir Banyuwangi Harap Waspada, Banjir Rob Masih Mengintai

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi memprediksi banjir rob akan berlangsung hingga 2 hari mendatang. Warga di wilayah pesisir diimbau waspada.

Liputan6.com, Banyuwangi - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi memprediksi banjir rob akan berlangsung hingga dua hari mendatang. Warga di wilayah pesisir diimbau waspada.

Prakirawan BMKG Banyuwangi Anjar Triono mengatakan, banjir rob merupakan kondisi naiknya permukaan air laut hingga ke daratan. Hal tersebut tersebut terjadi karena bulan sedang berada pada posisi penuh atau purnama yang menyebabkan laut menjadi pasang.

"Diprediksi fase bulan purnama akan berlangsung selama 3 hari. Mulai 18 hingga 20 Mei 2022," kata dia Kamis (19/5/2022).

Gelombang diprediksi akan mulai pasang pada pukul 10.00 - 11.00 WIB. Gelombang maksimal mencapai 120 cm. Selanjutnya gelombang, akan diprediksi surut pada pukul 17.00 WIB.

Oleh sebab itu, ia mengimbau agar masyarakat khususnya wilayah pesisir mewaspadai kenaikan gelombang tersebut.

"Khususnya masyarakat yang ada di pesisir diimbau agar selalu waspada," tandasnya.

Banjir rob menerjang permukiman warga Banyuwangi. Akibatnya puluhan rumah warga di 2 kelurahan yakni Kampung Mandar dan Kepatihan terendam.

Kepala Kelurahan Kampung Mandar Dwi Sasongko mengatakan banjir rob itu pada Rabu (18/5/2022) siang. Ketinggian air mencapai 80 cm.

"Banjir merendam sejumlah rumah warga di Kelurahan Kampung mandar dan Kampung Ujung Kelurahan Kepatihan. Bila ditotal ada 50 an rumah yang terendam," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masuk Melalui Gorong-Gorong

Dwi menyebut bila banjir rob memang setiap tahunnya terjadi di pemukiman warga setempat. Warga sebetulnya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi namun air laut masih tetap saja lolos.

Saat laut itu pasang, lanjut Dwi, air masuk ke permukiman melalui saluran gorong-gorong. Air lalu menggenang dan membanjiri pemukiman.

Pihaknya sebetulnya juga sudah meminta kepada pemerintah daerah untuk dibuatkan palang pintu air namun hingga saat ini belum terealisasi.

"Tujuan pintu air itu adalah untuk meminimalisir. Artinya air akan tetap masuk namun kan tidak akan parah," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.