Sukses

Bupati Karna Sidak Stok Bahan Pokok di Pasar Situbondo, Minyak Goreng Sulit Didapat

Dari pantauannya, ketersediaan minyak goreng curah di pasar tradisonal makin sulit didapat, dan kalaupun ada itupun terbatas karena pasokannya berkurang dari sebelumnya.

Liputan6.com, Situbondo - Bupati Situbondo Karna Suswandi memantau harga dan stok bahan pokok di sejumlah pasar tradisional menjelang Ramadhan.

Dari pantauannya, ketersediaan minyak goreng curah di pasar tradisonal makin sulit didapat, dan kalaupun ada itupun terbatas karena pasokannya berkurang dari sebelumnya.

"Kami minta jangan membeli minyak goreng berlebihan. Belilah sesuai kebutuhan. Karena jika panik dan membeli dengan jumlah yang banyak nantinya akan menyebabkan kelangkaan," katanya, Jumat (1/4/2022), dikutip dari Antara.

Kata Bupati Karna, jangan karena mau menghadapi bulan Ramadhan lantas memborong sejumlah bahan pokok. Karena hal ini yang akan mengakibatkan barang menjadi langka dan akan berdampak terhadap naiknya harga.

"Mari berbelanja sebagaimana biasanya, agar tidak terjadi permintaan yang semakin meningkat," tuturnya.

Selain itu, Karna Suwandi menyarankan untuk mengurangi penggunaan minyak goreng, dengan menyiasati memasak dengan tidak menggoreng, yakni mengukus, membakar, atau dengan cara lainnya tanpa menggunakan minyak goreng.

"Kami yakin jika penggunaan minyak goreng semakin berkurang, harganya akan kembali stabil dan juga tidak akan langka," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Melambung

Selvi, salah seorang pedagang di Pasar Panji mengaku minyak goreng curah sulit didapat, dan kalaupun ada barangnya sangat terbatas.

"Sekarang susah minyak goreng curah. Biasanya saya kulakan 50 kilogram setiap hari, ini hanya dapat jatah 3 kilogram, jadi malas yang mau jualan minyak goreng," tuturnya.

Menurut Selvi, harga minyak goreng curah berlaku dua harga, pertama untuk yang subsidi seharga Rp15.000 per kilogram, dan non-subsidi seharga Rp21.000 per kilogram.

"Kalau yang subsidi saya jual seharga Rp16.000 per kilogram, sedangkan non-subsidi dijual Rp22.000 per kilogram," katanya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.