Sukses

Ancaman Mutasi Kepala Puskesmas Tulungagung yang Gagal Target Vaksinasi

Bagi mereka yang gagal menyelesaikan misi vaksinasi anak di wilayah tugasnya, bupati akan menjatuhkan sanksi mutasi ke tempat tugas lain.

Liputan6.com, Tulungagung - Vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6 hingga 11 tahun di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur telah mencapai 60,1 persen. Vaksinasi anak di kabupaten sudah dimulai sejak 4 Januari 2022.

Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung mencatat, hingga Kamis (13/1/2022), jumlah anak yang sudah disuntik vaksin sebanyak 53.655 anak dari total sasaran 89.276 siswa SD/MI yang ada di Tulungagung.

"Kami optimistis sisanya bisa diselesaikan dalam dua hari ke depan atau hingga akhir pekan ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dr. Kasil Rokhmat, dilansir dari Antara.

Untuk mencapai target 100 persen itu, kata Kasil, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo telah memberikan penekanan agar semua kepala puskesmas tingkat kecamatan bekerja optimal.

Bagi mereka yang gagal menyelesaikan misi vaksinasi anak di wilayah tugasnya, bupati akan menjatuhkan sanksi mutasi ke tempat tugas lain.

Ia mengakui capaian vaksinasi selama sepekan terakhir belum optimal lantaran belum semua sekolah menggelar pembelajaran tatap muka. Akibatnya vaksinasi tidak serta-merta bisa dilakukan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terjadi Penolakan

Selain itu, ada juga siswa ataupun keluarga siswa yang menolak vaksinasi, kendati jumlahnya tidak banyak. Kemudian saat pelaksanaan vaksinasi ada beberapa siswa yang tidak masuk karena sakit atau hal lainnya.

"Kalau yang sakit nanti bisa menyusul vaksinasi di Puskesmas terdekat," katanya.

Soal penolakan sebagian wali murid, ia menyatakan tidak begitu berpengaruh signifikan dalam capaian vaksinasi anak usia 6-11 tahun.

"Kalau penolakan kecil ada, mereka tidak menandatangani persetujuan vaksinasi," katanya.

Kendati begitu, pihaknya tetap proaktif melakukan pendekatan kepada orangtua siswa, untuk memberikan edukasi pentingnya vaksinasi covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun.

Hasilnya, beberapa orangtua yang semual menolak, mengizinkan anaknya untuk divaksin. “Akhirnya menyusul di beberapa kesempatan,” demikian Kasil Rokhmat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.