Sukses

Bukan Vandalisme, Ini Penyebab Patung Bersejarah di Tulungagung Rusak

Patung di Jalan Pahlawan ini terbuat dari batu kapur, sedang patung lainnya terbuat dari batu andesit. Batuan kapur lebih mudah rusak, apalagi terkena panas dan hujan.

Liputan6.com, Tulungagung Patung Retjo Pentung di Jalan Pahlawan  Tulungagung, rusak dipastikan bukan karena perbuatan vandalisme. Tapi karena sebab alami.

"Kerusakan ini karena sebab alami. Kelihatannya dulu pernah lepas lalu direkatkan kembali. Sekarang mengelupas dan mungkin jatuh (lepas) lagi," kata Kasi Pelestarian Museum, Cagar Budaya dan Benda Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung Winarto di Tulungagung, Senin (27/12/2021), dilansir dari Antara.

Patung Retjo Pentung buntung sebelah itu berada di jalan Pahlawan Kota Tulungagung. Patung ini menjadi benda cagar budaya, lantaran mempunyai nilai historis.

Mengenai kerusakan, Winarto menolak jika kerusakan patung ini disebabkan aksi vandalisme. Menurutnya itu bukan unsur kesengajaan manusia, melainkan memang kondisi patung yang rusak seiring berjalannya waktu.

Untuk itu, lanjut Narto, pihaknya bakal berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim di Trowulan, Mojokerto.

"Patung di Jalan Pahlawan ini terbuat dari batu kapur, sedang patung lainnya terbuat dari batu andesit. Batuan kapur lebih mudah rusak, apalagi terkena panas dan hujan," jelasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tidak Ada Peneduh

Dari pantauan lapangan, patung setinggi sekitar 70 cm ini tidak mempunyai peneduh, sehingga membuatnya terpapar panas dan hujan secara langsung.

“Kami akan usulkan pada Pemkab untuk memberi peneduh atau payung,” jelasnya.

Selain di Jalan Pahlawan, patung Dwarapala di Jalan Soekarno Hatta juga mengalami kerusakan pada umpak atau landasan meletakkan patung yang mulai terkelupas.

Umpak ini merupakan bangunan baru, yang berumur sekitar 30 tahun. Umpak dibangun oleh salah satu pabrik rokok di Tulungagung pada awal tahun 90- an.

Menurut catatan, patung ini diletakkan di perbatasan Kabupaten Tulungagung pada awal abad XX. Patung Dwarapala dikenal sebagai patung penjaga atau tolak bala, lantaran wujudnya yang seram.

Patung ini berjumlah delapan, ditempatkan di empat pintu masuk Kota Tulungagung secara berpasangan.

Wujud patung berupa wujud raksasa dengan membawa gada, dengan posisi duduk bertumpu pada salah satu kakinya. “Ini berfungsi sebagai tolak bala di empat penjuru,” jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.