Sukses

Haru Mak Rini Saat Temui Pengungsi Gunung Semeru di Blitar

Mahriyeh merupakan warga Desa Kajar Kuning Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang. Ia bersama 19 orang mengungsi ke rumah keluarganya di Desa Gogodeso Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar.

 

Liputan6.com, Blitar - Air mata Bupati Blitar Rini Syarifah tak tertahankan saat memeluk erat Mahriyeh, pengungsi erupsi Gunung Semeru Kabupaten Lumajang. Bupati yang akrab disapa Mak Rini itu, memeluk perempuan 70 tahun itu sambil terus mengucapkan kalimat bersabar atas musibah yang dia alami. 

Begitu pun Mahriyeh, air matanya tumpah saat disambangi orang nomor satu di Kabupaten Blitar itu. Sambil terbata bata, Mahriyeh menceritakan kejadian letusan Gunung Semeru. Ia berkata telah kehilangan semua harta benda. Termasuk rumah yang ia tinggali, telah terkubur abu vulkanik Gunung Semeru.

Mahriyeh merupakan warga Desa Kajar Kuning Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang. Ia bersama 19 orang mengungsi ke rumah keluarganya di Desa Gogodeso Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar.

Bupati Blitar memberikan bantuan ke korban erupsi Gunung Semeru yang mengungsi ke Desa Gogodeso Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar.

"Saya harus memperhatikan mereka yang tertimpa musibah. Mereka harus disupport secara materi dan mentalnya. Jadi mereka butuh ketenangan jiwa dulu," kata Mak Rini saat menyambangi Pengungsian Gunung Semeru di Desa Gogodeso Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, Senin (13/12/2021), dikutip dari TimesIndonesia.

Mak Rini menegaskan, pihaknya telah menyampaikan kepada kepada Pemkab Lumajang bahwa pengungsi Gunung Semeru di Kabupaten Blitar dalam keadaan aman dan sehat. Pemkab Blitar memastikan bahwa kebutuhan para pengungsi telah tercukupi. Baik makanan, sandang, tempat tidur hingga kesehatan.

"Begitu mendengar ada pengungsi datang  di Blitar pada hari minggu. Senin, saya perintahkan untuk memfasiilitasi mereka. Baik tempat tidur, makanan dan pakaian. Dan juga kesehatan," urainya.

Untuk menjamin kesehatan para pengungsi, Mak Rini mengutarakan, Puskesmas Kanigoro selalu memantau kesehatan mereka. Kesehatan mereka juga telah dicek saat mereka tiba di Desa Gogodeso serta diberikan vitamin.

Selain itu, kata Mak Rini, para pengungsi akan tinggal di desa Gogodeso hingga proses relokasi selesai di Kabupaten Lumajang. 

"Karena rumah pengungsi sudah hancur jadi tidak mungkin kembali. Pemerintah Lumajang secepatnya mengupayakan relokasi. Saya dengar sendiri berita bupati Lumajang menyampaikan kepada warganya," jelasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

20 Orang

Kepala Desa Gogodeso, Suwanda menambahkan ada 20 pengungsi gunung Semeru yang tinggal di desanya. Para pengungsi tersebut dijemput oleh warga Gogodeso yang merupakan menantu dari salah satu pengungsi.

" Saat mengetahui mertuanya kena letusan gunung Semeru, warga saya ini langsung menuju Lumajang untuk menjemput keluarganya," tambahnya.

Lebih lanjut Suwanda menyebutkan, para pengungsi itu didominasi oleh warga lansia yaitu 7 orang. 3 anak dibawah umur 10 tahun. Sedangkan, sisanya adalah pengungsi di bawah umur 40 tahun. Saat ini mereka menempati dua rumah yang bersebelahan di Desa Gogodeso Kecamatan Kanigoro.

"Alhamdulillah, Pemkab Blitar sangat peduli dengan pengungsi. Begitu juga warga Gogodeso juga begitu peduli yakni dengan memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.