Sukses

Eri Cahyadi: Waktunya Ekonomi Surabaya Bergerak 

Eri mengaku senang ketika para pedagang di Surabaya ramai pembeli. Sebab, itu artinya geliat perekonomian di Kota Pahlawan berjalan.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, roda perekonomian di Surabaya mulai meningkat seiring dengan melandainya kasus COVID-19.

"Ini waktunya ekonomi bergerak. Kalau ekonomi gerak, yang bisa menjaga warganya sendiri. Jadi masker dipakai, kalau aturan meja makan diisi dua, ya diisi dua. Ini yang kami jaga sambil sosialisasi kepada semuanya baik yang beli atau yang jualan," ujarnya, Kamis (23/9/2021), dikutip dari Antara. 

Pihaknya meminta petugas Satpol PP dan Linmas Surabaya untuk mengawasi kegiatan usaha warga sesuai dengan protokol kesehatan. Namun, bukan untuk menutup usaha para pedagang, tapi jaga protokol kesehatan.

Eri mengaku senang ketika para pedagang di Surabaya ramai pembeli. Sebab, itu artinya geliat perekonomian di Kota Pahlawan berjalan. Namun, ia berharap, para pedagang itu tetap mengutamakan protokol kesehatan. 

"Kalaupun ekonomi jalan, mau yang makan itu banyak, senang. Soalnya ekonomi bergerak. Tapi jaga prokes, jaga jaraknya, ini yang akan kami tekankan," katanya. 

Baginya, petugas di lapangan itu fungsinya untuk mengawasi dan mengingatkan protokol kesehatan. Keberadaan mereka, bukan bertujuan untuk mengobrak atau menutup para pedagang. Untuk itu, Eri juga berpesan agar dapat mengedepankan sikap persuasif ketika menemui pelanggaran prokes. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keliling Surabaya

"Maka saya sampaikan, jangan pernah mengingatkan pakai marah dan emosi. Karena bagaimana pun, itu wargaku. Warga Kota Surabaya yang butuh makan dan ekonominya gerak. Saya kembalikan ke warga. Tolong dijaga dengan pakai masker," katanya. 

Eri mengaku, saat berkeliling di sekitaran kawasan danau Universitas Negeri Surabaya (Unesa), menjumpai para pedagang kaki lima (PKL) yang kondisinya ramai pembeli. Ia pun berpesan kepada para petugas di lapangan agar jangan diobrak, tapi diawasi dan diingatkan prokes. 

"Saya bilang ke teman-teman biarkan, ekonominya gerak, biar jalan. Tapi dijaga (prokes). Misal jualan di sini, itu yang dijaga. Bukan berarti ditutup," ujarnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.