Sukses

Lamongan Awali PTM Terbatas, Begini Hasil Pantauan Wagub Emil

Mantan Bupati Trenggalek itu memastikan proses dan sarana pembelajaran tatap muka berjalan dengan baik serta tidak memicu terjadinya kerumunan.

Liputan6.com, Lamongan - Wakil Gubernur, Jatim Emil Elestianto Dardak meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) perdana di SMA Negeri 2 dan SMK Negeri 1 Lamongan. Emil mengecek jalannya proses belajar mengajar dan juga berinteraksi dengan sejumlah siswa yang hadir.

"Atas amanah Ibu Gubernur, memang beberapa tempat mulai PTM, demi bisa memberikan layanan pendidikan yang lebih baik," kata Emil, Senin (30/8/2021), seperti dikutip dari Antara.

Mantan Bupati Trenggalek itu memastikan proses dan sarana pembelajaran tatap muka berjalan dengan baik serta tidak memicu terjadinya kerumunan.

"Tinjauan ini untuk memastikan apakah pelaksanaan PTM berjalan dengan baik, termasuk dengan sarana dan prasarana yang memadai dan tidak terjadi kerumunan di antara para siswa," kata Emil.

Emil meminta kepada orangtua siswa memberikan izin agar anak bisa mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah. Namun demikian, sifatnya tidak wajib karena harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian.

"Jadi ini yang ingin saya tekankan, bahwa tidak wajib orang tua harus memberikan izin anak bisa mengikuti pembelajaran tatap muka dan di sekolah dilakukan dengan penuh kehati-hatian," ujar Emil Dardak.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kombinasi

Terkait target, Emil meminta agar proses pembelajaran bisa berjalan terus seperti ini, karena berharap bahwa kondisi pandemi akan bisa dijaga dan bahkan turun ke depannya.

"Dan yang paling penting tantangannya adalah bahwa pembelajaran tidak hanya di 30 menit per jam pelajaran yang ada di sekolah, maka sesi-sesi ini harus dilakukan juga secara daring," katanya.

Emil juga menekankan bahwa pembelajaran juga dilangsungkan secara hybrid, atau kombinasi antara tatap muka terbatas dengan pembelajaran secara daring.

"Kalau tidak dilakukan secara hybrid tentu tidak bisa maksimal dalam memberikan pendidikan dan kurikulum yang dibutuhkan oleh peserta didik," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.