Sukses

Jatim Kembangkan Alat Terapi Uap Penciuman Pasien Covid-19, Seperti Apa?

Pria yang akrab disapa Narko ini mengungkapkan, alat terapi penguapan ini dibuat untuk membantu masyarakat terbebas dari gejala Covid-19, yakni anosmia

Liputan6.com, Surabaya - Kepala UPT Pengembangan Teknis Keterampilan Kejuruan (PTKK) Dinas Pendidikan Jatim Wahyu Suryo Herminoko membenarkan, pihaknya mengembangkan alat terapi penguapan indera penciuman dan perasa untuk pasien Covid-19.

Pria yang akrab disapa Narko ini mengungkapkan, alat terapi penguapan ini dibuat untuk membantu masyarakat terbebas dari gejala Covid-19, yakni anosmia. Alat penguapan ini sebenarnya bisa dibuat sendiri masyarakat dengan cara yang sederhana. 

“Kita gunakan modifikasi untuk alat terapi ini. Bahan-bahan kita gunakan rempah-rempah jadi masyarakat yang ingin mencoba membuatnya, bisa dengan direbus dirumah sampai menguap, uapnya itu yang nanti bisa dihirup perlahan,” ujarnya, Senin (2/8/2021).

Narko menjelaskan, bahan rempah yang digunakan yaitu daun minyak kayu putih yang dibuang pucuknya, daun sirih temuros, bunga kenanga, daun cengkeh kering, dan jahe yang diambil kulitnya.

Semua bahan tersebut, lanjut Narko, dicampur ke dalam panci yang berisi air, tunggu hingga proses penyulingan dan terapi uap kemudian bisa dihirup secara perlahan. 

“Dengan temuan seperti ini, setidaknya bisa untuk menghilangkan kekhawatiran yang berlebih akan Covid-19. Karena gejala awal hilang indra penciuman dan perasa.  Mudah-mudahan ini bisa membantu,” ucapnya.

Narko mengatakan, terapi penguapan ini bisa dilakukan selama 15 menit dengan jarak 10 cm. Alat terapinya bisa bekerja hingga lima jam untuk penguapan meski dalam kondisi kompor mati.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Biaya Rp 2,5 Juta

Alat terapi yang masih uji coba ini, lanjut Narko, akan dikembangkan penguapan dengan menyesuikan tinggi badan pengguna secara otomatis. Biaya produksi alat terapi yang mencapai Rp 2,5 juta ini dikerjakan selama tiga hari.

“Pernah ada yang bergejala, kemudian mencoba menggunakan alat ini selama satu hari penuh. Awalnya hilang indra penciuman. Kemudian setelah pakai alat ini, perlahan bisa pulih kembali,” ujarnya.

Selain pembuatan alat terapi penguapan ini, Narko menyarankan agar masyarakat juga mengonsumsi ramuan rempah-rempah untuk meningkatkan daya tahan tubuh. "Ramuan itu dari daun mint,  jahe merah,  kunyit, jinten hitam, kayu manis dan jeruk lemon," ucapnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.