Sukses

Kelompok Petani di Kediri Siap Ekspor Padi Organik ke Swiss

Budi daya padi organik sejak 2015, namun anggota gapoktan lainnya mulai tertarik budi daya padi organik mulai 2017.

Liputan6.com, Jakarta Para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tawang Jaya Mulya Abadi di Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjajal pasar ekspor untuk padi organik yang dibudidayakan di daerah ini.

"Rencana bulan lima atau enam uji coba untuk ekspor ke Swiss. Padinya minta varietas Logawa, karena permintaan dari sana," kata Ketua Gapoktan Tawang Jaya Mulya Abadi Desa Ketawang, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri Ahmad Yatim Setiawan di Kediri, Senin, 15 Mare 2021.

Ia mengatakan di daerahnya para petani mulai berminat budi daya padi organik. Di gapoktan, ada kurang lebih 185 orang anggota.

Mereka ada yang anggota aktif dan yang pasif dengan luasan lahan hampir 141 hektare, namun dari jumlah itu tidak semua lahan ditanami padi organik. Untuk lahan organik ada sejumlah 3,14 hektare, sedangkan lainnya masih memanfaatkan pupuk kimia, dilansir dari Antara.

Ahmad Yatim mengakui, produksi padi organik memang tidak sebanyak padi yang sistem tanamnya nonorganik. Untuk padi organik, dari lahan 2 hektare produksinya lebih dari 7 ton. Varietasnya ada yang beras putih, merah dan hitam. Untuk beras merah dan hitam juga banyak ditanam, karena permintaan juga besar. Kandungan gizi di beras ini baik untuk mereka yang ingin diet serta beras hitam baik untuk yang sakit diabetes.

Ahmad mengatakan mulai budi daya padi organik sejak 2015, namun anggota gapoktan lainnya mulai tertarik budi daya padi organik mulai 2017. Sejak saat itu, para petani di desanya juga konsisten tanam padi organik, karena hasil jual yang stabil.

Untuk harga jual padi putih adalah Rp15 ribu per kilogram, beras hitam Rp29 ribu per kilogram dan beras merah Rp20 ribu per kilogram. Padahal, untuk beras yang nonorganik rata-rata Rp8.500 per kilogram.

Ahmad mempunyai lahan sekitar 2 hektare. Dari lahan itu, sekitar 1,14 hektare ditanami beragam jenis padi, baik merah dan hitam.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanpa Pupuk Kimia

Selama tumbuh, tanaman organik tidak menggunakan pupuk kimia dan hanya nutrisi. Hal itu dilakukan hingga masa tanam selesai sekitar tiga bulan.

Ia mengakui karena produksi yang bagus, produk dari Gapoktan Tawang Jaya Mulya Abadi Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Bahkan, para petani juga mendapatkan pelatihan membuat pupuk organik dari pemerintah kabupaten.

"Pemda sangat mendukung. Pengolahan pupuk organik juga dari pemda. Bibit awal dari pemda, kemudian kami kembangkan sendiri, kan organik tidak beli," kata dia.

Untuk penjualan selama ini, juga dibantu pemerintah. Beras untuk memenuhi permintaan dari pusat perbelanjaan serta dikirim ke luar kota. Beras itu terdiri dari beras putih, merah dan hitam.

"Kalau pemasaran beras putih itu lewat pemkab, ada yang ke Jakarta dan pusat perbelanjaan. Ke Jakarta itu minimal 0,5 bulan sekali 2 kuintal, berasnya ada merah, hitam, dan putih jadi campur," kata dia.

Pihaknya juga terbantu dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri. Gapoktan di daerahnya termasuk binaan dari Bank Indonesia Kediri. Selain dibantu untuk konsultan, juga dibantu mesin pemotong padi, termasuk alat untuk mesin vacum sealer beras.

Sementara itu, Camat Purwoasri Mudatsir mengaku pihaknya memang sangat mendukung budi daya padi organik di daerah ini sehingga diharapkan, petani tetap bersemangat untuk budi daya padi organik ini. Pemerintah juga akan membantu termasuk memberikan beragam pelatihan hingga membantu untuk penjualan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.