Sukses

Jurus Pegiat Lingkungan Sidoarjo Kelola Sampah Warga Isolasi Mandiri

Pegiat lingkungan dari Kampung Edukasi Sampah Sidoarjo, Edi Priyanto mempunyai jurus mengelola sampah organik pada warga yang isolasi mandiri (Isoman), seperti sampah sisa makanan.

Liputan6.com, Surabaya - Pegiat lingkungan dari Kampung Edukasi Sampah Sidoarjo, Edi Priyanto mempunyai jurus mengelola sampah organik pada warga yang isolasi mandiri (Isoman), seperti sampah sisa makanan.

Edi menjelaskan, pertama harus disiapkan wadah tertutup untuk menyimpan sisa makanan berupa wadah atau plastik khusus yang bisa diikat. Selanjutnya, sampah organik dimasukkan kedalam wadah tersebut.

"Lalu untuk mempercepat proses penguraian sampah organik tersebut dimasukkan satu hingga dua botol minuman probiotik atau EM4. Setelah itu tambahkan material karbon (daun kering, sekam) untuk melanjutkan proses pengomposan agar dapat dimanfaatkan sebagai kompos untuk tanaman," ujarnya, Minggu (21/2/2021).

Edi mengungkapkan, untuk sampah anorganik warga yang Isoman, seperti plastik, botol air mineral, kertas bekas kemasan makanan, diawali dengan proses merusaknya dengan menggunting atau sejenisnya agar tidak dapat dipakai ulang, selanjutnya dilanjutkan proses pemilahan sesuai jenis barang seperti plastik, kaca dan kertas.

"Lalu simpan sesuai dengan jenisnya dalam satu wadah dengan terlebih dahulu melakukan penyemprotan desinfektan. Setelah isoman selesai dilakukan, sampah anorganik bisa disalurkan ke bank sampah untuk didaur ulang," ucapnya.

Edi juga menegaskan, peningkatan volume sampah Covid-19 terjadi dari sampah rumah tangga, hal itu disebabkan karena pemakaian masker, sarung tangan, face shield dan sejenisnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sampah Masker

"Fakta yang dijumpai, sampah masker bekas bercampur dengan sampah rumah tangga, hal ini membuat potensi penularan penyakit pandemi pada petugas kebersihan, disamping mencemari lingkungan juga mempengaruhi ekosistem makhluk hidup lainnya," ujarnya.

Edi mengatakan, cara mengelola sampah pandemi antara lain masker bekas digunting talinya, agar tidak menjerat hewan. Kemudian saat membuang masker bekas atau sarung tangan harus terpisah dari sampah lainnya.

"Selanjutnya, ditempatkan dalam wadah atau plastik tertutup agar dapat mengurangi risiko infeksi terhadap petugas kebersihan," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.