Sukses

GeNose Belum Ada di Stasiun Malang, Penumpang Tetap Wajib Tes Covid-19

Karena GeNose C19 belum ada di Stasiun Malang maka penumpang tetap menggunakan layanan rapid tes antigen maupun hasil tes PCR

Liputan6.com, Malang - PT KAI Daops 8 Surabaya belum dapat memastikan kapan Stasiun Malang mulai menggunakan layanan GeNoSe C19. Layanan skrining awal untuk pemeriksaan Covid-19 itu baru diterapkan di Stasiun Pasar Turi Surabaya.

Manajer Humas PT KAI Daops 8 Surabaya, Lukman Arif mengatakan, belum ada informasi dari manajemen KAI pusat tentang penggunaan GeNose C19 di Stasiun Malang dan stasiun lainnya di wilayah Daops 8.

“Sementara ini ya masih di Stasiun Surabaya Pasar Turi, penentuan kapan di stasiun lainnya ada di kantor pusat,” kata Lukman dikonfirmasi di Malang, Senin, 15 Februari 2021.

Karena belum ada layanan GeNose C19, maka calon penumpang kereta api jarak jauh lewat Stasiun Malang tetap wajib menunjukkan surat keterangan negatif hasil rapid test antigen atau RT-PCR yang sampelnya diambil 3 hari sebelum jam keberangkatan.

Namun bila jadwal keberangkatan bertepatan dengan masa libur panjang hari besar, maka pengambilan sampel harus satu hari sebelum keberangkatan. Hal itu sesuai Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 20 Tahun 2021.

“Ya syarat calon penumpang kereta api sesuai surat edaran itu,” ucap Lukman Arif.

Sementara itu, layanan GeNose C19 di Stasiun Surabaya Pasar Turi sudah diterapkan. Calon penumpang kereta api jarak jauh dapat menggunakan layanan itu. Dengan syarat menunjukkan tiket atau kode booking yang sudah lunas.

“Sampai pukul 13.00 siang tadi, tidak ada temuan penumpang positif,” ujar Lukman.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengenal GeNoSe

Ada syarat khusus bagi calon penumpang yang akan periksa menggunakan GeNose. Mereka dilarang merokok, makan dan minum (kecuali air putih) 30 menit sebelum pemeriksaan. Tujuannya, demi meningkatkan akurasi hasil pemeriksaan.

Alat buatan Universitas Gadjah Mada itu sendiri hanya bersifat skrining atau pemeriksaan awal saja, bukan penentu konfirmasi seseorang positif Covid-19 atau tidak. GeNose C19 mendeteksi hembusan napas seseorang yang disimpan dalam kantong khusus.

Alat ini berbeda dengan rapid tes antigen, apalagi RT-PCR. Maka seorang yang terindikasi terinfeksi virus setelah pemeriksaan GeNose, masih harus didiagnosis lebih lanjut dengan menjalani tes swab PCR untuk memastikan positif terinfeksi Covid-19 atau tidak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.