Sukses

Dilarang Mendekat, Gempa Letusan Gunung Semeru Masih Terjadi

Pada periode pengamatan Minggu pukul 06.00 - 12.00 WIB terekam gempa letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 15 mm.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan mengatakan gempa letusan di Gunung Semeru hingga kini masih terjadi.

Berdasarkan laporan pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur yang diterima PVMBG pada periode pengamatan pukul 00.00 - 06.00 WIB, Minggu (17/1/2021) menyebutkan terdengar tiga kali suara letusan atau gemuruh.

"Untuk aktivitas kegempaan Gunung Semeru terekam sebanyak delapan kali gempa letusan dengan amplitudo 11-21 mm," katanya saat dihubungi dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Untuk gempa guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 3 mm, sedangkan hembusan sebanyak tiga kali, dan gempa tremor harmonik sebanyak tiga kali, dilansir dari Antara.

Menurutnya, secara visual Gunung Semeru dominan tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati. Sementara pada periode pengamatan Minggu pukul 06.00 - 12.00 WIB terekam gempa letusan sebanyak satu kali dengan amplitudo 15 mm.

Gempa embusan sebanyak tujuh kali dengan amplitudo 3-6 mm dan dua kali gempa tremor harmonik.

"Secara visual letusan, hembusan, dan asap tidak teramati karena gunung tertutup kabut," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dilarang Mendekat

Hendra mengatakan status Gunung Semeru pada level II atau waspada, sehingga masyarakat diimbau untuk mematuhi rekomendasi PVMBG.

"Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara," katanya.

Masyarakat juga diminta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

"Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," ujarnya.

Ia mengimbau masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.

"Yang juga perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan," katanya.

Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai ancaman lahar di alur sungai/lembah yg berhulu di Gunung Semeru karena banyaknya material vulkanik yg sudah terbentuk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.