Sukses

Kasus Positif COVID-19 Meningkat di Surabaya

Wakil Sekretaris IV Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto menuturkan, kasus COVID-19 masih terkendali meski ada kenaikan.

Liputan6.com, Jakarta - Pasien Corona COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur meningkat pada pertengahan Desember 2020.  Tercatat pasien konfirmasi dalam perawatan COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur mencapai 111 orang pada 14 Desember 2020.

Padahal pada 1 Desember 2020, pasien konfirmasi dalam perawatan sebanyak 76 orang di Surabaya, Jawa Timur.

Adapun pasien positif Corona COVID-19 bertambah 60 orang di Surabaya, Jawa Timur pada Senin, 14 Desember 2020. Total kasus positif Corona COVID-19 mencapai 17.431.

Sementara itu, pasien sembuh dari Corona COVID-19 bertambah 37 orang di Surabaya. Total pasien sembuh dari Corona COVID-19 mencapai 16.093 orang.Di satu sisi, pasien meninggal karena Corona COVID-19 bertambah satu orang menjadi 1.227 orang. Demikian mengutip dari lawancovid-19.surabaya.go.id.

Wakil Sekretaris IV Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto menuturkan, kasus COVID-19 masih terkendali meski ada kenaikan. Ia juga mengingatkan warga Surabaya jangan teledor dalam menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

"Masih bisa dikendalikan. Perhatian khususnya warga tolong jangan teledor,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (15/12/2020).

Pihaknya melihat ada indikasi penurunan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan di tengah-tengah warga.

"Kalau kami perhatikan kedisiplinan warga mulai menurun sekarang. Makanya, kami imbau kepada para pelaku usaha, tempat kerja, dan tempat ibadah untuk mengefektifkan kembali satgas mandiri masing-masing demi memutuskan mata rantai penyebaran COVID-19 di Surabaya," ujar dia.

Kepala BPB Linmas Surabaya ini jugapernah  mengimbau kepada seluruh warga Kota Surabaya untuk terus disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, yaitu dengan tetap memakai masker, jaga jarak dan selalu rutin cuci tangan. Sebab, akhir-akhir ini warga sudah mulai bersosialisasi dan kumpul-kumpul antar sesama.

"Ketika kumpul-kumpul itu pasti ada makan-makan yang kemudian melepas masker. Ketika melepas masker itu mereka kemudian keenakan ngobrol sehingga terkadang sampai lupa waktu. Nah, begini ini yang harus diantisipasi juga,” ujar dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tiga Alasan COVID-19 Menular dengan Cepat

Dia menuturkan, dalam bersosialisasi sehari-hari, terkadang hal-hal sepele bisa menjadi perantara penyebaran COVID-19. Bahkan, kebiasaan-kebiasaan yang dianggap normal, justru bisa menjadi faktor penyebaran COVID-19 dengan cepat. 

Setidaknya, ada tiga alasan utama kenapa COVID-19 dapat menular dengan cepat. “Kita sering mengentengkan hal-hal sepele seperti ini, ‘mereka rekan kerjaku, jadi aku bisa membicarakan tanpa masker’, kemudian ada pula ‘mereka kan teman-teman dekatku, jadi aku bisa berbincang-bincang tanpa pakai masker’, dan ada pula ‘mereka kerabatku, jadi aku bisa mengobrol tanpa pakai masker’. Nah, jangan sampai kita melakukan tiga kesalahan fatal di atas, pakai selalu maskermu, dan jaga dirimu serta orang-orang di sekitarmu,” ujar dia.

Selain itu, Pelaksana Tugas Kepala Bakesbang Pol Surabaya ini juga menjelaskan bahwa untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini, harus menghindari 3C, yaitu closed spaces atau ruang tertutup dengan ventilasi rendah, crowded place atau tempat yang padat orang atau kerumunan, dan close contact setting atau kontak dekat seperti percakapan jarak dekat.

Disamping itu, harus juga memerhatikan VDJ, yaitu ventilasi, durasi, dan jarak. Semakin faktor VDJ dijaga, maka semakin rendah risiko penyebaran Covid-19. Sebaliknya, saat ketiga faktor VDJ overlap, maka risiko penyebarannya sangat tinggi. “Jadi, ayo hindari 3C dan harus memperhatikan VDJ,” imbuhnya. 

Ia pun kembali mengingatkan kepada semua pihak, terutama warga Kota Surabaya untuk tidak kendor menjaga dan mentaati protokol kesehatan yang sudah dilakukan sejak awal pandemi. 

"Tidak boleh kendor dalam menjaga protokol kesehatan. Menurut kami, vaksin terbaik adalah perubahan perilaku dengan biasakan yang tidak biasa, dengan cara itu, Insya Allah COVID-19 di Surabaya akan segera selesai," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.