Sukses

Cerita Seorang Dokter Bersama Keluarga Jadi Calon Donor Kornea Mata

Dokter Farida menuturkan, dirinya membuka mata hati untuk menjadi pendonor kornea berawal dari sang suami yang ingin jadi calon donor.

Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan kornea di Indonesia sangat tinggi. Akan tetapi, jumlah pendonor kornea mata masih Kegelisahan tersebut mendorong hadirnya cornea donation center (CDC) RS Mata Undaan.

Dengan ada CDC RS Mata Undaan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk donor kornea mata. Salah satu calon donor kornea mata dr Farida Moenir, SpM (K) menceritakan hingga menjadi calon donor kornea mata.

Dokter Farida menuturkan, dirinya membuka mata hati untuk menjadi pendonor kornea berawal dari sang suami yang ingin jadi calon donor.

Ia menceritakan kepada sang suami mengenai donor kornea, dan hal itu mengetuk hati sang suami. Padahal Dokter Farida yang sering berkutat dengan pasien saat itu belum terketuk hatinya. Kemudian aksi sang suami mendorong Farida juga ikut sebagai calon donor kornea mata.

"Tadinya suami saya yang ingin, saya belum ada niat. Ketika ada bank mata pusat penyuluhan saya teringat suami ingin sumbangkan kornea mata, dia bilang saya serius, dia isi formulir, ketika malamnya tidur kok dia terketuk beberapa kali jadi donor kornea. Saya yang setiap hari periksa pasien sama sekali tak terpikir. Dia yang hanya periksa kertas, seorang auditor, beberapa kali katakan itu dalam perkawinan kami," ujar dia saat peluncuran CDC RS Mata Undaan, Kamis, (15/10/2020).

Dokter Farida pun memberitahukan kedua anaknya soal calon donor kornea mata. Hal ini juga untuk memberitahukan kepada keluarga terdekat sehingga mengetahui donor kornea dan dapat ditransplantasikan nantinya setelah tutup usia.

"Setelah saya dan suami mantap, saya hubungi kedua anak saya karena cukup dewasa. Ternyata respons positif, saya ikut juga, berempat ikut semua jadi calon,” kata dia.

Anak Dokter Farida, Togar Sitorus yang juga jadi calon donor kornea mata juga antusias ketika CDC terbentuk. Togar menuturkan,  ada donor kornea menjadi kesempatan bagus untuk partisipasi bantu orang yang mengalami kebutaan untuk mendapatkan kornea. Hal ini mengingat penerima donor tersebut harus menunggu dari negara lain seperti Nepal, Amerika Serikat.

"Kebetulan saya sendiri sebagai (dokter,red) residen program spesialis mata. Di poli banyak pasien kornea di RS Soetomo, sebagian besar saya temui middle low yang merupakan tulang punggung keluarga, terhambat pencaharian,"ujar dia.

Togar tak khawatir dengan penolakan dari keluarga terdekat untuk donor kornea mata. Hal ini mengingat pemahaman dan kesadaran di keluarga inti juga cukup.

Adapun untuk menjadi pendonor kornea mata, Farida tidak kesulitan dan cukup mudah mendaftar. "Tidak sulit sama sekali jadi calon donor, hanya sekejap isi formulir keinginan sudah terpenuhi,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantu Bank Mata Indonesia

Sementara itu,   Ketua Cornea Donation Center RS Mata Undaan Surabaya (CDC RS Mata Undaan), dr Dini Dharmawidiarini SpM (K)  menyoroti penerima donor lebih banyak ketimbang calon pendonor. Oleh karena itu, CDC diharapkan membantu bank mata Indonesia perluas percakupan donor korea di  Jawa Timur

Ketua Perkumpulan Perawatan Penderita Penyakit Mata Undaan (P4MU), Arif Afandi menuturkan, ada CDC RS Mata Undaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat donor kornea mata. Apalagi jumlah penerima donor dan pendonor yang timpang.

"Angka kebutaan 3,5 juta, satu donor mata diperebutkan 70 orang, itu kecil sekali. CDC RS Mata Undaan sekaligus berkampanye orang punya kesadaran," kata dia.

Arif mengharapkan, CDC RS Mata Undaan tak hanya kampanye sadar masyarakat donor kornea tetapi juga mencari para orang butuh untuk terima transplasi kornea mata tetapi tidak mampu.

"Benar-benar membantu untuk bisa sembuh dari kebutaan secara medis memungkinkan, pendonor akan makin besar," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.