Sukses

Dinkes Banyuwangi Tegaskan IGD RSUD Blambangan Tetap Beri Layanan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono menuturkan, ada tenaga kesehatan RSUD Blambangan yang terinfeksi COVID-19 tidak otomatis membuat layanan RS terhenti.

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menegaskan layanan instalasi gawat darurat RSUD Blambangan tetap buka.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono menuturkan, informasi yang beredar soal pengumuman di aplikasi percakapan menyebut IGD RSUD Blambangan tidak menerima pasien itu tidak benar.

"Bahwa IGD RSUD Blambangan tetap memberikan pelayanan kegawatdaruratan kesehatan. Jadi, informasi yang beredar tidak benar," ujar dia di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 13 September 2020, seperti dikutip dari Antara.

Mengenai ada tenaga kesehatan RSUD Blambangan  Banyuwangi yang terinfeksi COVID-19, Rio mengatakan, hal itu tidak otomatis membuat layanan terhenti, karena prosedur penanganan telah dilakukan kepada tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif.

"Memang ada tenaga kesehatan yang terpapar, namun semua ditangani dan dilakukan isolasi dan perawatan. Penelusuran juga sudah dilakukan ke karyawan RSUD. Pihak RSUD bahkan sudah menjadwalkan tes usap ke karyawan-karyawan yang kontak erat," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perkembangan Data COVID-19 di Banyuwangi

Ia menyampaikan agar masyarakat tidak perlu khawatir, karena semua tetap siap melayani dan juga ada tenaga kesehatan yang siap mem-back up pelayanan RSUD apabila memang dibutuhkan.

Rio juga mengemukakan, perkembangan kasus COVID-19 di Banyuwangi hingga hari ini, Minggu, 13 September 2020, tercatat ada tambahan kasus baru sebanyak 13 orang, sehingga total menjadi 1.025 kasus.

Selain itu, pada Minggu,13 September juga ada tambahan pasien sembuh sebanyak 365 orang, sehingga total kasus sembuh di Banyuwangi menjadi 656 orang pasien.

"Semua pasien yang sembuh hari ini dari klaster pondok pesantren. Ini seiring dengan masa karantina yang telah usai sejak Sabtu malam, 12 September 2020. Semua santri yang tidak bergejala lagi sudah dinyatakan sembuh," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.