Sukses

9 Anggota Keluarga di Ponorogo Tertular Setelah Jenguk Pasien COVID-19

Pasien positif Corona COVID-19 bertambah 16 orang di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pada Jumat, 4 September 2020. Dari 16 orang, sembilan termasuk satu keluarga.

Liputan6.com, Jakarta - Ada tambahan pasien positif Corona COVID-19 sebanyak 16 orang di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pada Jumat, 4 September 2020. Dari 16 orang itu, sembilan orang berasal dari satu keluarga.

Hal itu bermula ketika seorang pria berusia 50 tahun warga Tonatan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pulang dari Jakarta. Pasien kasus nomor 263 itu mengalami sesak dan batuk lima hari. Kemudian hasil rontgent menunjukkan pneumonia bilateral.

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni menuturkan,  keluarga pasien 263 tersebut mengunjungi untuk memberikan dukungan sehingga kontak erat dengan anggota keluarga lain.

Dari satu pasien yang sakit menularkan kepada sembilan keluarga lain. Ipong menuturkan, penting untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker dan cuci tangan.

"Pasien kasus no.263 setelah dinyatakan sakit, alih-alih menerapkan isolasi mandiri dengan baik, keluargaya dari wilayah lain justru mendatangi rumah pasien dan berkumpul di rumah tersebut dengan dalih memberikan support/dukungan moril sehingga kontak erat dengan anggota keluarga yang lain," ujar dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/9/2020).

Ia menambahkan,  hal itu tidak akan terjadi jika protokol isolasi mandiri dapat diterapkan dengan disiplin. “Jika ada keluarga yang sakit, support yang paling tepat adalah mendoakan dari jauh. Kalaupun harus datang, tentu seperlunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata dia.

Sembilan anggota keluarga tertular antara lain delapan warga Tonatan dan satu warga Karangmojo berusia 50 tahun. Anggota keluarga tersebut terdiri tiga perempuan dan enam laki-laki.

Adapun pasien positif COVID-19 lainnya di Ponorogo yaitu warga Ngloning berusia 16 tahun, warga Keniten berusia 89 tahun dengan tidak ada riwayat bepergian dan mengeluh sesak nafas dan batuk, warga Sidoharjo berusia 27 tahun, warga Tegalrejo berusia 48 tahun, warga Sidoharjo berusia 19 tahun. Lalu warga Tegalsari berusia 68 tahun, suspek dirawat dan meninggal di RSUA.

Sementara itu, 14 orang dinyatakan sembuh dari pasien COVID-19 di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perkembangan Data COVID-19 di Ponorogo

Dengan demikian, perkembangan COVID-19 di Ponorogo antara lain pasien sembuh sebanyak 240 orang, meninggal sembilan orang, isolasi 43 orang. "Total 292 orang," tutur dia.

Dari total 292 kasus COVID-19 itu antara lain Gontor 2 sebanyak 86 (sembuh 86), riwayat Surabaya sebanyak 26 (sembuh 22, meninggal 3), Temboro sebanyak 13 (sembuh 13), Ronowijayan 1 sebanyak 13 (sembuh 13), Ronowijayan 2 sebanyak 7 (sembuh 7), PPIH Sukolilo sebanyak 8 (sembuh 8), Panjeng 4 (sembuh 4), lain-lain 135 (sembuh 87 dan meninggal 6).

3 dari 4 halaman

Kabupaten Ponorogo Berstatus Zona Oranye COVID-19 di Peta Risiko

Ipong menambahkan, Kabupaten Ponorogo bersama 24 kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur sebagai daerah risiko sedang (zona oranye) penyebaran COVID-19 per 30 Agustus 2020.

Sementara, sembilan daerah kabupaten/kota termasuk risiko tinggi dan empat kabupaten/kota termasuk risiko rendah.

"Hal ini menggambarkan betapa pandemi masih berlangsung, Corona masih ada hanya menunggu kita lengah," ujar dia.

4 dari 4 halaman

Warga Diimbau Patuh Protokol Kesehatan

Ipong menuturkan agar masyarakat tetap waspada dengan saling menjaga, saling peduli dan melindungi. Langkah dilakukan seperti saat beraktivitas di luar rumah dengan menyiapkan beberapa helai masker kain, memakai masker dengan benar dan tepat, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun.

Selain itu juga meningkatkan imunitas tubuh dengan olahraga, gembira, berpikir positif, makan dengan makanan bernutrisi dengan istirahat cukup, menerapkan ekstra disiplin terhadap protokol kesehatan terutama jika terpaksa harus pergi dan pulang dari zona merah.

"Berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT," ujar dia.

Kemudian meningkatkan kewaspadaan dan monitoring kedatangan warga dari zona merah, aktifkan peran Satgas COVID-19 yang ada di desa dan kelurahan untuk membantu upaya pemutusan rantai penularan di lingkungannya.

Kemudian jika terpaksa harus tetap bekerja dan melakukan kegiatan di luar rumah untuk tidak bersentuhan dengan anggota keluarga lain sebelum mandiri. Segera mencuci pakaian dan masker dengan deterjen.

"Jangan menggantung pakaian dan masker yang telah dipakai di luar rumah," ujar dia.

Selanjutnya bersihkan handphone, tas, benda lain yang dibawa dari luar dengan disinfektan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.