Sukses

Sekdaprov Jatim: Pemerintah Siapkan 18.000 Porsi Makanan di Pesantren Banyuwangi

Ketua Rumpun Tracing Satgas Penanganan COVID-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso mengatakan, selama proses karantina tidak boleh ada yang keluar masuk pondok pesantren di Banyuwangi.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, TNI menyediakan 18.000 porsi makanan menyusul penerapan karantina massal di salah satu pondok pesantren.

Penyediaan makanan tersebut untuk memenuhi kebutuhan makan setiap hari bagi penghuni di pesantren itu.

Dapur umum telah didirikan di tanah lapang yang tidak jauh dari pondok pesantren dan lapangan itu dibuat menjadi pusat dapur umum yang berstandar kesehatan, demikian pula rumah sakit mini telah didirikan sejak beberapa hari lalu oleh Pemkab Banyuwangi.

"Tiap hari dibutuhkan 18.000 porsi makanan untuk sarapan, makan siang dan malam, selama 14 hari. Ini semua disiapkan oleh Pemprov Jatim, Pemkab Banyuwangi dan TNI," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono saat meninjau dapur umum di Lapangan Kaligesing, Blokagung, Banyuwangi, seperti dikutip dari Antara, ditulis Selasa (1/9/2020).

Heru menuturkan, menyiapkan 18.000 konsumsi setiap hari bukan hal mudah, apalagi makanan harus memenuhi standar kesehatan yang telah diatur jumlah kalori dan higienisitasnya. Selain itu, makanan juga harus kembali dikontrol dan dilakukan keamanan makanannya.

"Karena itu, sesuai arahan Ibu Gubernur, Pemprov Jatim dan Pemkab Banyuwangi memenuhi kebutuhan logistik pondok. Kami semua bahu-membahu menangani pondok pesantren ini. Dari kementerian, pemprov, pemkab, TNI/Polri, dan semua pihak yang membantu penanganan di sini," tutur Sekdaprov.

Heru mengatakan, selama tiga hari ke depan, Pemprov Jatim membantu menyediakan makan untuk sarapan, sedangkan makan siang dan malam disediakan Pemkab Banyuwangi.

"Sementara mulai Kamis, 3 September 2020 sudah akan ada pemilahan dapur. Sebanyak 3.000 porsi akan disiapkan TNI, 1.500 porsi dari Pemprov Jatim, dan 1.500 porsi dari Pemkab Banyuwangi. Setiap harinya akan seperti itu, jadi bisa cepat. Karena memang 6.000 porsi per waktu makan adalah jumlah yang besar, jadi membutuhkan banyak tenaga," ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Satgas COVID-19 Jatim Jaga Kebersihan dan Gizi Makanan

Ketua Rumpun Tracing Satgas Penanganan COVID-19 Jatim dr Kohar Hari Santoso mengatakan, selama proses karantina tidak boleh ada yang keluar masuk pondok, kecuali tenaga medis dengan tugas dan penanganan khusus.

Ia mengatakan, makanan terpenting untuk konsumsi para santri di pondok pesantren tersebut adalah nilai gizi dan kebersihannya.

"Yang terpenting adalah gizi dan kebersihannya, makanya kami jaga benar," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Cari Alur Distribusi Makanan yang Pas

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang dua hari berturut-turut meninjau langsung penanganan COVID-19 di pondok pesantren itu mengajak seluruh warga untuk turut mendoakan kesembuhan para santri.

"Doakan, jangan di-bully. COVID-19 bukan aib, kita dukung para santri kembali sehat," ujar dia.

Anas mengatakan, pemerintah daerah setempat terus melakukan berbagai langkah penanganan kasus COVID-19 di pondok pesantren di Blokagung, Banyuwangi.

"Bahwa ada kendala teknis seperti hari pertama kemarin soal makanan, kami minta maaf karena selain jumlah makanan yang sangat besar, kemarin kami mencari alur distribusi yang pas. Tapi, hari ini perlahan sudah tertangani," ujar dia.

Data sebaran COVID-19 di Kabupaten Banyuwangi hingga Senin, 31 Agustus 2020 tercatat ada penambahan satu kasus sehingga total pasien positif COVID-19 mencapai 772 orang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.