Sukses

3 Tempat di Surabaya Ini Bisa Jadi Ide Bikin Layanan Tur Virtual

Sejarawan Universitas Airlangga Surabaya, Adrian Perkasa menuturkan, layanan tur virtual juga kerap dilakukan di Eropa terutama saat lockdown atau karantina wilayah.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 yang terjadi ‘memaksa’ sejumlah aktivitas dilakukan dari rumah. Hal ini sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran COVID-19.

Meski di rumah saja, ada sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengusir kejenuhan. Salah satunya dengan layanan tur virtual. Di tengah pandemi COVID-19 sejumlah layanan perjalanan menggelar tur virtual tersebut.

Dengan perangkat digital laptop dan handphone, peserta layanan virtual dapat melihat tujuan tempat wisata tersebut.

Saat tur virtual tersebut juga ada pemandu wisata yang menjelaskan mengenai tempat tersebut. Layanan tur virtual ini juga biasanya ada yang diambil berdasarkan tema-tema di suatu kota.

Bicara soal layanan tur virtual, sejumlah kampung di Surabaya, Jawa Timur juga dapat menjadi salah satu bahan atau tujuan wisata lewat layanan tur virtual.

Sejarawan Universitas Airlangga, Adrian Perkasa menuturkan, layanan tur virtual juga kerap dilakukan di Eropa terutama saat lockdown atau karantina wilayah. Ia menilai, layanan tur virtual tersebut juga menarik untuk mengenalkan kampung-kampung di Surabaya, terutama kampung tematik.

"Seperti misalnya Kampung Lawas, Kampung Lontong, dan yang punya potensi wisata alam seperti Kampung Mangrove,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (25/8/2020).

Adrian menuturkan, Kampung Lawas Mespati dan Kampung Lontong sudah punya kekhasan sehingga tidak sulit untuk dipromosikan. Terutama Kampung Lawas Maspati yang menurut Adrian sudah sangat siap untuk membuat tur virtual karena memiliki tour guide warga sendiri.

Ia mengatakan, saat layanan tur virtual tersebut juga bisa dijelaskan mengenai perbedaan sebelum dan setelah ada COVID-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kampung Lawas Maspati

Berikut sejumlah rangkuman mengenai tiga tempat bisa jadi ide untuk layanan tur virtual yang dikutip dari berbagai sumber:

1.Kampung Lawas Maspati

Kampung ini terletak di antara Jalan Bubutan dan Jalan Tembaan, tepatnya sebelah timur. Berjarak hanya sekitar 500 kilometer dari Tugu Pahlawan.

Di Kampung Maspati terdapat 10 bangunan peninggalan zaman Belanda. Selain itu, ada pula penanda Surabaya adalah bekas wilayah Kerajaan Majapahit, jauh sebelum masa kedatangan Bangsa Belanda.

 

3 dari 4 halaman

Kampung Lontong

2. Kampung Lontong

Sebelum menjadi kampung lontong, warga Banyu Urip Lor dikenal sebagai pembuat tempe. Dulu kampung tersebut dikenal dengan sebutan bog tempe atau jembatan tempe.

Tempe Banyu Urip ketika itu sangat terkenal di Surabaya dengan rasa lebih enak dari tempe daerah lain, karena terbuat dari kedelai asli tanpa bahan campuran.

Akan tetapi, tempe Banyu Urip ini kalah saing dengan tempe Pekalongan, karena persaingan harga. Diprakarsai oleh Ramiya yang belajar membuat lontong dari Mbah Muntiyah, secara turun temurun warga kemudia banting setir menjadi pembuat lontong.

4 dari 4 halaman

Wisata Mangrove Wonorejo

3.Wisata Mangrove Wonorejo

Ekowisata Mangrove ini terletak di Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Jawa Timur. Selain tentu ada mangrove dengan luas lahan lebih dari 800 hektar, di kawasan ini terdapat juga 83 spesies burung.

Vegetasi asli yang tumbuh di daerah ini didominasi oleh bakau (Rizhophora mucronata, Rizhophora apiculata), api-api (Avicennia alba), pidada (Sonneratia caseolaris), dan buta-buta (Excoecaria agallocha). Beberapa jenis tumbuhan lain juga ditemukan di kawasan ini seperti ketapang (Terminalia catapa) dan nipah (Nypa fructicans).

Selain itu, terdapat pula tanaman sejenis bakau dan nonbakau introduksi (hasil kegiatan reboisasi). Misalnya waru larut (Hibiscus tilliaceus), tanjang (Bruguiera gymnorrhiza), nyamplung (Callophylum inophyllum), bintaro (Cerberamanghas), akasia (Acacia auriculiformis), asem (Tamarindus indica), dan lamtoro (Paraseriantes falcataria).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.