Sukses

Tak Ada Pendakian, Gunung Semeru Terhindar dari Potensi Tumpukan Sampah

Pada tahun lalu sampah pendaki di Gunung Semeru nyaris mencapai 1 ton saat peringatan 17 Agustus.

Liputan6.com, Malang - Gunung Bromo dan Gunung Semeru masih istirahat panjang dari kegiatan wisata. Belum dibuka untuk pelancong maupun pendaki yang hendak berlibur atau merayakan peringatan kemerdekaan di taman nasional itu.

Ini jadi momentum bagi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru untuk pemulihan ekosistem. Gunung Semeru misalnya, terhindar dari potensi tumpukan sampah. Karena biasanya dijejali banyak pendaki yang berniat merayakan peringatan 17 Agustus.

“Iya, bisa dikatakan (pemulihan ekosistem total) seperti itu,” kata Sarif Hidayat, Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Balai Besar TNBTS, Senin, 10 Agustus 2020.

Gunung Semeru ditutup untuk kegiatan pendakian sejak peristiwa kebakaran hutan dan lahan pada September 2019. Ditambah dengan pandemi Corona Covid-19, membuat pengelola taman nasional juga tak terburu – buru membuka izin pendakian.

Selain momen libur akhir tahun, salah satu puncak keramaian pendaki biasanya terjadi pada Agustus. Saat banyak orang merayakan atau menyelenggarakan kegiatan upacara bendera di atas Mahameru. Kepadatan pengunjung itu juga disertai naikknya volume sampah.

Data BB TNBTS, pada Agustus 2019 lalu tercatat ada 21.731 pengunjung. Terdiri dari 21.079 wisatawan nusantara dan 652 wisatawan mancanegara. Asumsi sampah yang dihasilkan dari para pendaki yakni sebanyak 0,55 kilogram per orang setiap harinya.

Momen 17 Agustus biasanya kuota izin pendakian 600 orang per hari selalu penuh. Bila selama tiga hari, maka saat peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ada 1.800 orang di Gunung Semeru. Dengan sampah yang dihasilkan mencapai 990 kilogram atau nyaris 1 ton.

“Itu dengan perkiraan bila saat 17 Agustus kuota izin pendakian terpenuhi. Tapi izin pendakian ke Semeru kan sudah ditutup sejak September tahun lalu,” ujar Sarif.

Petugas selalu menghitung barang bawaan pendaki di pos perizinan. Serta wajib membawa sampahnya saat turun. Namun belum tentu tiap pendaki punya pemahaman konservasi. Ditutupkan izin pendakian Gunung Semeru, membuat potensi pencemaran turut berkurang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bromo Masih Tutup

BB TNBTS juga memastikan kawasan Gunung Bromo belum dibuka untuk kunjungan wisatawan. Sekaligus menepis informasi wisata di kawasan gunung suci bagi masyarakat Suku Tengger sudah buka untuk wisata.

“Kalau ada yang bilang Bromo sudah buka berarti hoaks, karena memang belum buka,” ujar Sarif Hidayat.

Pembukaan kembali masih menunggu rekomendasi tertulis dari empat kepala daerah yakni Bupati Lumajang, Kabupaten Malang, Probolinggo dan Pasuruan. Sesuai kesepakatan bersama saat rapat koordinasi pada pertengahan Juli silam.

Bahwa obyek wisata Bromo bisa dibuka lagi bila keempat daerah itu sebagai pintuk masuk sudah jadi zona kuning. Sejauh ini surat rekomendasi yang sudah keluar baru dari Bupati Probolinggo. Tiga daerah lainnya masih belum.

“Kami masih menunggu rekomendasi dari tiga kepala daerah lainnya,” ujar Sarif.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.