Sukses

Lahan Pertanian Produktif di Ngawi Berkurang 50.197 Hektare, Ada Apa?

Seiring berkurangnya lahan pertanian yang berjumlah ratusan hektar di Ngawi itu mengakibatkan hasil produksi pertanian menurun.

Liputan6.com, Jakarta - Luas lahan pertanian di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, berkurang hingga ratusan hektare akibat alih fungsi untuk lokasi pembangunan perumahan dan infrastruktur.

"Lahan pertanian di Ngawi mengalami penurunan seiring dengan penambahan permukiman warga dan alih fungsi lahan nonpertanian, seperti pembangunan jalan tol yang melewati Ngawi," ujar Bupati Ngawi Budi Sulisyono saat melakukan panen raya di Desa Kresikan, Kecamatan Geneng, Selasa, 21 Juli 2020.

Data Dinas Pertanian Ngawi mencatat luas lahan produktif di wilayah setempat sebelumnya mencapai 50.550 hektare, saat ini telah berkurang menjadi 50.197 hektare, dilansir dari Antara.

Bupati mengakui dampak pengurangan lahan pertanian tersebut membuat hasil produksi padi di wilayah Ngawi juga ikut berkurang.

Sesuai data, produksi padi di Kabupaten Ngawi rata-rata mencapai 770.000 ton gabah kering giling setiap tahunnya. Jumlah produksi tersebut menempatkan Ngawi sebagai daerah penyangga produsen beras nomor dua di Jawa Timur.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apa Solusi Bupati?

Untuk mengatasi turunnya produksi padi akibat berkurangnya lahan pertanian, Bupati Ngawi meminta petani mengoptimalkan masa tanamnya. Petani juga diharapkan terus membuat terobosan sehingga mampu meningkatkan jumlah produksinya, meski luas lahan pertanian berkurang.

Bupati Kanang, sapaan akrab Budi Sulistyono, menambahkan terobosan peningkatan produksi bisa ditempuh dengan penggunaan benih unggul, sistem tanam yang modern, hingga pemakaian pupuk dan pestisida yang proporsional.

"Petani juga harus jeli dalam penanganan hama, terlebih hama tikus yang kerap menjadi musuh para petani," katanya.

Untuk pembasmian hama, petani juga diminta melakukan dengan cara alami. Untuk itu, pembasmian seperti pemakaian burung hantu jenis tyto alba ataupun penanaman tanaman "marigold" sangat direkomendasikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.