Sukses

Pasien Corona COVID-19 di Jawa Timur Tembus 16.000 Orang pada 11 Juli 2020

Ada tambahan pasien baru sebanyak 409 orang pasien COVID-19 di Jawa Timur pada Sabtu, 11 Juli 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur kembali mencatatkan kasus baru positif Corona COVID-19 terbanyak di Indonesia pada Sabtu, 11 Juli 2020.

Dengan tambahan kasus baru sebanyak 409 orang pasien Corona COVID-19 sehingga total pasien positif COVID-19 capai 16.140 orang di Jawa Timur, berdasarkan laporan media harian COVID-19 dari pusat pada 11 Juli 2020.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto menuturkan, pemeriksaan spesimen mencapai 23.310 spesimen sehingga total pemeriksaan 1.038.988 spesimen.

Dari pemeriksaan spesimen tersebut, kasus konfirmasi positif COVID-19 didapatkan sebanyak 1.671 orang sehingga total menjadi 74.018 orang.

"Kalau kita lihat sebarannya didapatkan hari ini Jawa Timur laporkan 409 kasus baru dan sembuh 318 orang,” ujar Yurianto, Sabtu, (11/7/2020).

Berdasarkan laporan media harian COVID-19, 11 Juli 2020 pukul 12.00 WIB, Jawa Timur mencatat tambahan kasus baru sebanyak 409 orang sehingga total pasien positif COVID-19 mencapai 16.140 orang. Pasien sembuh dari Corona COVID-19 bertambah 318 orang sehingga menjadi 6.134 orang. Di satu sisi pasien meninggal karena COVID-19 bertambah 36 orang menjadi 1.188 orang hingga 11 Juli 2020.

Kasus baru Corona COVID-19 terbanyak lainnya di DKI Jakarta mencapai 378 kasus baru dan sembuh 215 orang. Sulawesi Selatan mencatat 180 kasus baru dan 176 sembuh, Jawa Tengah melaporkan 100 kasus baru dan 50 sembuh. Kemudian Sumatera Utara mencatat 87 kasus baru dan 16 sembuh, Kalimantan Selatan melaporkan 79 kasus baru dan 75 sembuh, Jawa Barat mecatat 73 kasus baru dan 28 sembuh.

"Hari ini 18 provinsi laporkan kasus baru di bawah 10 dan enam provinsi dengan tanpa kasus antara lain di Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Lampung dan NTT," ujar dia.

Selain itu, pasien sembuh dari Corona COVID-19 bertambah 1.190 orang sehingga total menjadi 34.719 orang. Pasien meninggal karena COVID-19 bertambah 66 orang sehingga menjadi 3.535 orang.

"460 kabupaten/kota telah terdampak di 34 provinsi. Masih lakukan pemantauan terhadap 34.887 orang dalam pemantauan, dan pasien dalam pengawasan sebanyak 13.752 orang,” tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pakai Masker dengan Benar

Selain itu, Yurianto mengingatkan agar masyarakat disiplin memakai masker. Hal ini lantaran kasus bertambah juga salah satu faktornya karena ketidaksiplinan memakai masker.

"Oleh karena itu kami kembali mengingatkan gunakan masker yang nyaman untuk kita pakai, masker kain memiliki kualitas cukup baik,” ujar dia.

Ia menuturkan, desain masker ketat untuk tutup hidung membuat tidak nyaman. Meski demikian, menurut Yurianto, masker kertas yang salah satunya digunakan kini bisa didapatkan dengan mudah.

"Gunakan masker penting. Ibarat gunakan face shield tanpa masker ibarat pakai payung tetapi tidak melindungi dari samping. Tetap gunakan masker sebagai pengaman, ibarat jas hujan yang penuh dari samping bisa kita hindari,” ujar dia.

Yurianto menegaskan agar memakai masker dengan nyaman. Ia menuturkan, desain masker yang tebal demikian juga elastis sehingga tidak nyaman digunakan.

"Sering kali pengguna masker turunkan hanya tutup mulut saja. Gunakan masker benar, buat desain benar agar tidak menutup mulut dan hidung dengan ketat," ujar dia.

3 dari 3 halaman

Pakai Masker Dapat Kendalikan Kasus

Yurianto mengatakan, dengan memakai masker dapat mengendalikan kasus COVID-19. "Beberapa ahli sebut mikro droplet kita ibaratkan aerosol seperti semprotan obat nyamuk misalnya melayang di udara dalam waktu lama di udara tertutup dengan sirkulasi, selama itu berada di situ. Pelihara udara kita dengan ventilasi maksimal pertukaran udara baik," kata dia.

Oleh karena itu memakai masker menjadi kunci penting. Ia menuturkan, kasus penularan tinggi karena kurangnya kesadaran memakai masker yang benar.

"Kami coba bertanya karena tak nyaman sebagian besar mengatakan tidak nyaman karena desain. Kita bisa memiliki inovasi terbaik agar tetap memakai masker dan nyaman. Ini  upaya kita lakukan kalau tidak provinsi yang masih tinggi angka kasusnya semakin lambat menyusul provinsi sudah relatif terkendali," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.