Sukses

RSUD dr Soetomo Terima 20 Orang Calon Pendonor Plasma Darah

RSUD Dr Soetomo Surabaya sudah menerima 20 orang calon pendonor plasma darah untuk membantu pengobatan pasien COVID-19.

Liputan6.com, Surabaya - Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya, yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Kuratif COVID-19 Jatim, Joni Wahyuhadi membenarkan, pihaknya saat ini sudah menerima 20 orang calon pendonor plasma darah untuk membantu pengobatan pasien COVID-19 yang masih dirawat di rumah sakit.

"Alhamdulillah sudah ada 20 calon pendonor plasma darah yang mendaftar ke RSUD dr Soetomo. Dan hari ini sudah ada 3 pendoror yang diproses untuk diambil plasma darahnya," kata dia dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat malam (5/6/2020).

Joni mengatakan, dari 20 calon pendonor tersebut tentunya tidak semuanya bisa langsung diambil plasma darah-nya karena harus melalui rangkaian screening terlebih dahulu oleh tim khusus.

"Pengambilannya memang mudah seperti donor darah. Tapi screeningnya cukup ketat, karena harus dilakukan rapid test dan PCR test terlenih dulu dan harus negatif hasilnya. Kemudian pendonor juga dicek apakah terbebas dari HIV/AIDS, TBC, Sipilis maupun Hepatitis, serta tingkat antibodI yang dimiliki minimal sepertiga ratus," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Targetkan Ada 103 Terapi Plasma

Ia mengakui, RSUD dr Soetomo merupakan salah satu dari 10 rumah sakit di Indonesia yang sudah ditunjuk Kemenkes untuk ikut protokol plasma convalescent dalam penanganan pasien Covid-19.

"Kami targetkan ada 103 plasma theraphy di Jatim, namun saat ini baru dapat 7 orang yang telah menggunakan treatment plasa convalescent," kata dia.

"Penggunaan theraphy plasma darah ini memang tidak mudah, sebab pasien harus memiliki kriteria seperti gejala klinisnya berat dan sangat berat, plasma darahnya compatibel dengan milik pendonor serta harus ada persetujuan dari pasien karena metode ini masih bersifat clinical trial," ia menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.