Sukses

Penjelasan Dokter Vanda Terkait Bahaya COVID-19 terhadap Anak

Dokter Vanda menegaskan, selama ini memang masyarakat belum banyak yang paham mengenai bahaya COVID-19 terutama dampak terhadap bayi dan anak-anak.

Liputan6.com, Surabaya - Makeup artist asal Surabaya, Jawa Timur, dokter Vanda yang juga Dokter gigi orthodontist bernama lengkap Irvanda Mulyaningsih, selama dua bulan lebih getol melakukan edukasi melalui media sosialnya.

Melalui media sosial @doktervanda menampilkan banyak materi terkait bahaya COVID-19, herd immunity, new normal, hubungannya Covid-19 terhadap anak-anak, bahayanya COVID-19 terhadap kehamilan, terapi plasma konvalesen, dan masih banyak lagi.

Materi-materi tersebut di-dibagi oleh dokter Vanda di instagram stories dan juga live instagram berupa bincang-bincang dengan beberapa pakar kesehatan. “Saya juga share di instagram tv @doktervanda,” ujar dia.

Ia mengatakan, satu di antara materi edukasi yang ada di media sosialnya. Seperti, apa bahaya Covid-19 pada anak dan kehamilan. 

"Dari percakapan saya dengan teman-teman dokter spesialis anak, dr. Rizky, Covid-19 berbahaya pada anak-anak. Karena anak-anak memiliki antibodi yang masih rendah daripada usia dewasa. Apabila ada penyakit penyerta maka akan lebih memperparah gejala penyakit,” ungkapnya, Kamis (4/6/2020).

Dari data IDAI jumlah kematian anak karena COVID-19, kutip Dokter Vanda, cukup tinggi. Sementara pada kehamilan, tingkat kematian masih tidak setinggi pada anak-anak. Hanya saja tetap berbahaya bagi ibu dan calon bayi yang dikandung.

"Karena imunitas ibu hamil lebih rendah dibandingkan saat tidak hamil. Bisa memperberat gejala seperti demam dan sesak nafas pada ibu hamil," tambahnya.

Dokter Vanda menegaskan, selama ini memang masyarakat belum banyak yang paham mengenai bahaya COVID-19 terutama dampak terhadap bayi dan anak-anak.

Ini diketahui dari polling Instagram yang dibuatnya dan hasilnya banyak yang belum mengerti bahaya dan faktor resiko yang akan terjadi.

"Itulah mengapa hampir tiap hari saya memberikan edukasi. Bersyukur didukung oleh teman-teman dokter spesialis yang membantu saya untuk memberikan ilmunya," ungkap Dokter Vanda.

Meski tanpa lelah melakukan edukasi, Dokter Vanda berharap masyarakat bisa menyaring berita-berita yang masuk untuk tidak membuat panik tapi perlu waspada. Dengan demikian, masyarakat semakin disiplin dalam menghadapi pandemi ini.

Bagi masyarakat yang sudah paham tentang edukasi ini akan menghantar pada rasa lebih mawas diri dan waspada terhadap bahaya penyakit. Serta bisa menyaring info-info yang benar sehingga tidak salah informasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

50 Balita Terinfeksi Corona COVID-19 di Jatim, Dominan Tertular dari Orangtua

Sebelumnya, sebanyak 50 anak di bawah lima tahun (Balita) terpapar Corona COVID-19 di Jawa Timur (Jatim). Rinciannya 22 anak berjenis kelamin laki-laki, dan 28 anak berjenis kelamin perempuan. 

Hal tersebut disampaikan Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Kohar Hari Santoso dalam konferensi pers live streaming di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa malam, 2 Juni 2020.

Menurut Kohar, sebagian besar anak-anak yang terpapar COVID-19 tersebut memang tertular dari orangtuanya. "Ketularannya yang paling banyak memang dari orangtuanya. Tapi ada juga yang orangtuanya negatif. Artinya tertular dari pengasuhnya," tutur dia.

Kohar mengungkapkan, jika kelompok umur anak-anak yang terpapar Corona COVID-19 tersebut dinaikkan menjadi umur 0 hingga 9 tahun, jumlahnya lebih banyak lagi dapat mencapai 130 anak. 

Rinciannya, 71 anak berjenis kelamin laki-laki dan 59 anak berjenis kelamin perempuan. Dari total pasien anak tersebut, kata Kohar, ada satu pasien yang meninggal dunia.

"Di antaranya itu ada satu yang meninggal. Umurnya 1,6 tahun. Tapi itu kebetulan juga ada demam berdarahnya," ujar Kohar.

Kohar mengingatkan, di tengah pandemi COVID-19 ini pola pengasuhan anak memang membutuhkan perhatian lebih. Jika anak tersebut diasuh oleh pengasuh, yang dia tidak tinggal satu rumah, pengasuh tersebut harus benar-benar dipastikan melaksanakan protokol penvegahan penularan Covid-19. Yakni dengan mengenakan masker, rajin mencuci tangan, dan sebagainya.

"Tolong diwajibkan pakai masker, cuci tangan, cara memberikan makanannya juga harus diperhatikan. Jadi pemberian permakanannya juga diperhatikan," kata Kohar.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.