Sukses

Jurus Cegah Penyebaran COVID-19 di Pasar Tradisional ala Dosen Unair

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Djazuly Chalidyanto menuturkan, ada sejumlah cara dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran Corona COVID-19 di pasar tradisional.

Liputan6.com, Jakarta - Untuk mencegah penyebaran Corona COVID-19, protokol kesehatan diberlakukan di pasar tradisional. Hal ini mengingat kasus baru Corona COVID-19 ditemui di pasar tradisional.

Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Djazuly Chalidyanto menuturkan, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) salah satu cara untuk menekan penyebaran COVID-19. Ia menilai, cara ini sebagai jalan tengah sehingga masyarakat tidak terganggu aktivitas ekonominya. Oleh karena itu, pasar tradisional tetap buka. Ada sejumlah cara dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran Corona COVID-19 di pasar tradisional. 

Salah satunya dengan memindahkan pasar sementara ke lapangan lebih luas. Kemudian dibuat garis pembatas masing-masing pedagang untuk menjaga jarak fisik atau physical distancing. Hal tersebut biasa dilakukan saat membuat bazar tapi kali ini ada jarak.

Selanjutnya, ia juga mengusulkan penjadwalan pembukaan pasar tradisional. Misalkan dengan ganjil genap. Hal itu juga membuat pasar tidak terganggu dan aktivitas ekonomi tetap dapat dilakukan. "Lakukan penjadwalan, misalkan hari ini toko A, kemudian besok toko B,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (15/5/2020).

Ia menambahkan, pintu masuk dan keluar di pasar juga sebaiknya dibatasi. Dengan begitu dapat menerapkan protokol kesehatan dengan memeriksa suhu tubuh, mengimbau pedagang dan pembeli untuk memakai masker. Djazuly juga mengusulkan agar ada penjagaan di pasar agar pedagang dan pembeli disiplin misalkan memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan. “Setidaknya ada satpol PP untuk mengawasi,” kata dia.

Sebelumnya, sejumlah kasus Corona COVID-19 ditemui di pasar tradisional antara lain di Surabaya, Bojonegoro, Sidoarjo. Pemerintah daerah pun melakukan langkah cepat untuk segera menggelar rapid test atau test cepat dan penyemprotan disinfektan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemkot Surabaya Gelar Rapid Test di Pasar Keputran

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar rapid test atau tes cepat COVID-19 di Pasar Keputran, Surabaya, Jawa Timur pada Selasa malam, 12 Mei 2020. Ada 50 pedagang jalani rapid test di Pasar Keputran, Surabaya.

"Dari 50 pedagang yang ikut rapid test, ada sejumlah pedagang reaktif. Info yang saya dapat ada delapan pedagang, ada juga 10 pedagang atau 12 pedagang. Informasi resminya di Dinkes (Dinas Kesehatan)," ujar Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro di Surabaya, Rabu, 13 Mei 2020 seperti dikutip dari Antara.

Dia menuturkan, rapid test tersebut merupakan hasil penelusuran penyebaran atau penularan COVID-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya di wilayah Pasar Keputran. Dari hasil penelusuran itu diketahui ada warga yang tinggal di gang dekat Pasar Keputran yang positif COVID-19.

"Makanya kita lakukan rapid test kepada pedagang sebagai upaya mencegah penularan COVID-19 yang lebih luas," ujar dia.

Hebi mengatakan, rapid test tidak hanya dilakukan di Pasar Kembang saja, melainkan sudah dilakukan di sejumlah pasar seperti halnya Pasar Simo, Pasar Simo Gunung dan Pasar Kembang yang dilakukan pada Rabu ini.

Sebetulnya, lanjut dia, pihaknya ingin semua pedagang pasar tradisional di Surabaya dilakukan rapid test. Hanya saja, lanjut dia, alat yang digunakan untuk rapid test di Pemkot Surabaya jumlahnya terbatas.

"Maunya setiap pasar dilakukan rapid test. Tapi alatnya tidak ada. Jadi kami menfokuskan untuk kasus-kasus tertentu saja," ujar dia.

Meski demikian, lanjut dia, bila nanti ada pedagang yang dinyatakan reaktif usai menjalani rapid ters, maka akan ditindaklanjuti dengan mengikuti tes "swab" untuk memastikan positif atau negatif COVID-19.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.