Sukses

Polisi Sebut Tak Ada Penghadangan Truk oleh Ojek Online di Surabaya

Sekjen DPP Hipda Jawa Timur, David Walalangi angkat bicara mengenai beredarnya video di media sosial terkait mitra ojek online yang penuhi jalanan sehingga truk tidak dapat lewat.

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen DPP Hipda (Himpunan Pengusaha Daring Indonesia)  Jawa Timur, David Walalangi klarifikasi mengenai beredarnya video di media sosial terkait mitra ojek online yang penuhi jalanan sehingga sebuah truk tidak dapat lewat.

Video tersebut sempat diunggah di instagram @dramaojol.id. Tampak truk yang dikeliling oleh pengemudi ojek online. David menuturkan, kalau peristiwa yang sebenarnya ada pembagian sembako untuk pengemudi ojek online yang diberikan oleh salah satu komunitas senam di Galaxy. Truk yang membawa sembako tersebut diparkir di pinggir jalan.

Sejumlah pengemudi ojek online pun sudah ada yang mengantre untuk mendapatkan sembako. Hal tersebut menyita perhatian sehingga semakin banyak pengemudi yang ikuti sehingga bertambah panjang antrean. Selain itu, ada penerapan physical distancing sehingga dibubarkan.

”Ini sudah clear, jadi ada pembagian beras kepada pengemudi ojek online. Karena tidak berkoordinasi dan melihat tidak terapkan physical distancing sehingga dibubarkan. Jadi pengemudi yang sudah antre lama dan belum dapat beras otomatis tidak terima karena belum dapat,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (13/4/2020).

“Akan tetapi, sesudah ada negosiasi dengan polsek dan driver sehingga sudah clear. Ini kurang koordinasi dengan kepolisian dan kita,” ia menambahkan.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ini Penjelasan Polisi

Sementara itu, mengutip Antara, Kapolsek Mulyorejo, Surabaya Kompol Enny Prihatin menegaskan, tidak ada penghadangan truk sembako yang dilakukan ojek daring di depan Galaxy Mal Surabaya seperti yang beredar di media sosial.

Enny mengatakan pembagian sembako itu berawal dari niat baik sekelompok orang yang menikmati senam pagi di depan Mal Galaxy, Surabaya, pada Jumat pagi 10 April 2020.

"Sekelompok orang yang biasa melakukan senam pagi di halaman depan Mal Galaxy, melakukan aksi bagi-bagi sembako bagi mitra ojek daring yang juga biasa mangkal di depan mal di Surabaya Timur itu," kata dia.

Karena melihat adanya acara bagi sembako, menyebabkan sebagian besar sopir ojek daring yang lewat di depan mal, berhenti dan ikut mengantre.

"Jelas antreannya sangat panjang. Melihat antrean cukup panjang di jalan raya, polisi akhirnya turun tangan. Apalagi, kami melihat tidak ada izin dari panitia pembagian sembako itu untuk melakukan kegiatan. Sehingga ojek daring yang bergerombol dan antre terpaksa kami bubarkan. Kami menerapkan physical distancing. Apalagi, kegiatan itu tidak ada izin resmi," katanya.

Para sopir ojek daring yang ada di daerah itu, kata Enny, justru berperilaku tertib dengan mengantre dengan baik. Polisi, lanjut dia, hanya melakukan antisipasi mereka para driver tersebut tidak berkerumun. Apalagi sebagian besar driver tersebut dalam kondisi tidak memakai masker.

"Jadi, tidak ada yang namanya hadang menghadang. Kalau ramai di media sosial karena ada hadang menghadang, bisa jadi yang mengunggah ke medsos itu hanya mengetahui pas bubaran aksi. Sehingga mereka terkesan menghadang truk. Padahal tidak begitu kejadiannya. Semua antre dengan tertib," ucapnya.

Enny menilai, kejadian itu bukan disebabkan kesalahan driver ojek daring. Peristiwa itu, lanjut dia, karena tidak adanya koordinasi yang baik antara panitia dengan pihak terkait terutama polisi.

"Kami tidak ingin ada gerombolan massa di tengah kondisi seperti ini. Seandainya, ada koordinasi kita bisa bantu atur dengan baik. Kami berharap, kalaupun ada niat baik para pemilik rezeki, agar untuk melakukan sesuatu di tengah cobaan ini, bisa berkoordinasi dengan kami terlebih dahulu," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.