Sukses

Lantunan Asmaul Husna dan Orasi Tolak Omnibus Law Bersautan di Bundaran Waru

Buruh menyampaikan sejumlah kajian terkait masalah di RUU Cipta Kerja dalam aksi demo di Bundaran Waru, Sidoarjo, Jawa Timur.

Liputan6.com, Surabaya - Ribuan massa dari serikat buruh dan mahasiswa sudah memadati seberang jalan Bundaran Waru, Sidoarjo atau di depan City Of Tommorow (Cito) mal Surabaya, Rabu (11/3/2020).

Koordinator aksi dari buruh maupun mahasiswa nampak bergiliran menyampaikan orasinya di atas mobil komandan untuk menyuarakan penolakan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja.

Sementara itu, di sudut yang lain, nampak sejumlah anggota Polisi Wanita (Polwan) yang mulai membacakan lantunan Asmaul Husna. Lantunan dan orasi tersebut terdengar saling bersautan dan membuat cuaca yang panas menjadi mendung dan sempat gerimis.

Berikut ini beberapa kajian buruh terkait masalah di RUU Cipta Kerja:

1. Menghilangkan status pekerja tetap atau menjadi pekerja kontrak karena adanya sistem fleksibilitas kerja (outsorching tidak dibatasi).

2. Tidak ada upah minimum karena pengupahan berbasis jam kerja yang eksploitatif.

3. Ancaman hilangnya hak pesangon yang digantikan tunjangan PHK selama 6 bulan dengan nominal rendah.

4. Bagi hak perempuan cuti haid, waktu istirahat, cuti melahirkan dihilangkan.

5. Serikat pekerja terancam hilang karena perusahaan tidak perlu merundingkan dengan serikat pekerja kalau ingin PHK karyawan.

Sebelumnya, gelombang massa dari ribuan buruh dan sejumlah mahasiswa bersatu menyuarakan aksi tolak Omnibus Law di Bundaran Waru Sidoarjo Jawa Timur, Rabu 11 Maret 2020.

Dari pantauan di lapangan, saat personel polisi dan buruh terlibat adu dorong di depan Bundaran Waru, tiba-tiba dari arah yang berlawanan atau di belakangan polisi, puluhan mahasiswa datang dan langsung bergabung dengan massa buruh.

"Hari ini memang sengaja dipusatkan di Bundaran Waru karena tempatnya strategis untuk menyuarakan penolakan Omnibus Law,” ujar Sunandar, Ketua Umum KSPKEP-KSPI di Bundaran Waru.

Menurut Sunandar, gerakan pada 11 Maret ini merupakan momen penting untuk menyampaikan kepada pemerintah pusat agar tidak membahas RUU Cipta Kerja (Omnibus Law) dengan DPR RI.

"Kami serentak bersama rakyat, mahasiswa, LSM bergerak agar pemerintah Jokowi mempertimbangkan pasal yang merugikan rakyat di Omnibus Law," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aksi Demo

Sebelumnya, setelah bertahan selama setengah jam atau tepatnya sekitar pukul 13.00 WIB, gelombang massa aksi unjuk rasa dari sejumlah elemen buruh memaksa masuk di dalam Bunderan Waru Sidoarjo, Rabu, 11 Maret 2020.

Aksi tersebut dihadang oleh sejumlah polisi dan diarahkan tetap di seberang Bunderan Waru atau di depan City Of Tommorow (Cito) mall Surabaya. Sempat terjadi adu dorong antara massa buruh dengan polisi. 

Lalu lintas di sekitaran Bundaran Waru sempat lumpuh karena aksi tersebut. Namun pengguna motor akhirnya bisa melewati jalur tersebut meskipun jalan di Bunderan Waru yang terbuka setengah jalan. 

Sebelumnya, gelombang massa unjuk rasa dari berbagai elemen serikat pekerja sudah tampak di seberang jalan Bundaran Waru Sidoarjo atau di depan City Of Tommorow (Cito) Mall Surabaya, sekitar pukul 12.30 WIB, Rabu pekan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.