Sukses

Dinsos Surabaya Respons Nasib Mantan Guru Honorer Alami Pendarahan Otak

Komisi D Bidang Kestra DPRD Kota Surabaya sudah meminta pemerintah kota memperhatikan nasib mantan guru honorer SDN Kertajaya I di Surabaya, Eko Sumantoyo yang sakit pembekuan darah di bagian otak.

Liputan6.com, Jakarta - Jajaran Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya sudah merespons  nasib mantan guru honorer SDN Kertajaya I di Surabaya untuk ditangani lebih lanjut.

Hal itu seperti disampaikan Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah, seperti dikutip dari Antara, Senin (9/3/2020).

"Sudah direspons pak Kepala Dinsos, dan InsyaAllah rumahnya akan segera dibangun tempat tinggal layak serta dimasukkan MBR sebagai syarat bisa masuk BPJS Kesehatan,” ujar Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah.

Ia menuturkan, Komisi D Bidang Kestra DPRD Kota Surabaya sebelumnya sudah meminta pemerintah kota memperhatikan nasib mantan guru honorer SDN Kertajaya I di Surabaya, Eko Sumantoyo yang sakit pembekuan darah di bagian otak.

"Kondisi rumah Pak Eko Sumantoyo memprihatinkan, itu setelah saya bersama rekan Komisi D (Norma Yunita) mengunjungi kediaman pada Minggu, 9 Maret kemarin,” tutur dia.

Kedatangannya ke kediaman Eko Sumantoyo di kawasan Manyar Sabrangan, Kota Surabaya setelah ada video viral di media sosial yang menggambarkan kondisi Eko Sumantoyo sakit serta rumahnya dalam keadaan yang tidak layak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

DPRD Nilai Butuh Program Rutilahu

Saat berkunjung, pihaknya pertama kali ditemui oleh putri angkatnya, Pipit yang masih sekolah di MTs dan anak ketiga kelas 4 SD Noval, serta anak keempat kelas TK A, Airin. Tidak lama kemudian istri Eko dan putra kedua datang. Sedangkan Eko mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Haji sejak Sabtu, 7 Maret 2020.

“Saya melihat rumahnya butuh intervensi Program Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni) karena banyak kerusakan di sana-sini,” tutur dia.

Selain itu, Eko beserta keluarganya membutuhkan BPJS Kesehata agar bisa berobat dengan gratis. Hal ini perlu dilakukan karena memang Eko dan keluarganya masuk dalam kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang perlu dibantu.

“Sehingga tadi saya hubungi Pak Anang (panggilan Kepala Dinas Sosial Surabaya Suharto Wardoyo) agar segera bisa dimasukkan MBR,” tutur politikus PDIP.

Ia juga meminta ada intervensi dari Pemkot Surabaya baik dari Program Rutilahu dan BPJS Kesehatan untuk keluarga Eko Sumantoyo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.