VIDEO: Aksi Warga Borong Masker Bikin Harganya Meroket

VIDEO: Aksi Warga Borong Masker Bikin Harganya Meroket

Setelah diumumkannya dua warga Indonesia yang terinfeksi virus corona. Warga mulai beramai-ramai memborong masker dan antiseptik pencuci tangan.

Di Surabaya, stok masker dan antiseptik cuci tangan di beberapa apotik kosong. Hal yang sama juga terjadi di Mojokerto. Warga kesulitan mendapatkan masker, lantaran tidak adanya kiriman dari produsen, selain itu diduga masker dikirim ke luar negeri untuk dijual lagi.

Seperti di apotik Jalan Demak Surabaya, masker dan hand sanitizer atau antiseptik pencuci tangan dan masker habis terjual. Kondisi ini sudah terjadi sejak dua bulan lalu.

Karena warga Surabaya, mulai memburuh masker. Menurut pemilik apotik. Ketiadaan stok diperparah dengan harga masker yang melambung tinggi, serta tidak ada stok barang dari pemasok atau supplier meski telah memesan jauh-jauh hari.

Harga masker pun naik drastis hingga 6 kali lipat. Jika sebelumnya hanya Rp 48 ribu per boks isi 50 masker, kini meroket hingga Rp 300 ribu dengan jumlah yang sama. Namun meski harganya selangit masyarakat ada saja yang membeli. Tak hanya masker, stok antiseptik pengganti cuci tangan, atau hand sanitizer juga ludes.

Kelangkaan masker juga terjadi di Mojokerto. Di sejumlah toko peralatan medis, warga kesulitan mendapatkan masker baik yang kwalitas biasa maupun yang kwalitas bagus seperti masker jenis N-95.

Pemilik toko mengatakan, selain tidak adanya kiriman dari distributor, kelangkaan masker juga disebabkan adanya aksi borong warga, pasca merebaknya virus corona.

Banyak warga membeli masker dalam jumlah besar untuk dikirim ke luar negeri. Terutama keluarga maupun kerabat mereka di negara-negara yang terpapar virus mematikan tersebut.

Tidak hanya masker, cairan antiseptik juga mulai sulit untuk didapatkan. Saat ini cairan yang biasa dipakai untuk sabun cuci tangan ukuran 500 mililiter dijual Rp 100 ribu dari sebelumnya Rp 35 ribu.

Masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan agar harga kembali normal, karena banyak warga yang justru lebih membutuhkan tidak dapat memenuhi karena harganya yang tidak masuk akal. Demikian video pemberitaannya pada Liputan6, 5 Maret 2020.

Ringkasan

Oleh Didi N pada 06 March 2020, 18:37 WIB

Video Terkait

Spotlights