Sukses

BMKG Juanda: Surabaya Berpeluang Hujan Lebat hingga Malam pada 29 Februari

Prakirawan BMKG Juanda, Arif Krisna menuturkan, Surabaya berpeluang hujan intensitas sedang hingga lebat dari siang, sore hingga malam hari pada Sabtu, 29 Februari 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi hujan intensitas sedang hingga lebat di Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (29/2/2020).

Prakirawan BMKG Juanda, Arif Krisna menuturkan, Surabaya berpeluang hujan intensitas sedang hingga lebat dari siang, sore hingga malam hari. Suhu udara akan mencapai 26 hingga 34 derajat celsius dengan kelembapan udara 60-95 persen. “Kecepatan angin dari arah barat 30 KM per jam,” ujar Arif saat dihubungi Liputan6.com.

Ia juga mengimbau untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat beserta angin kencang sesaat di sejumlah wilayah antara lain siang hingga sore hari di Surabaya, Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Jombang, Nganjuk, Magetan.

Selain itu di Trenggalek, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Situbondo, Banyuwangi dan Bangkalan.

Sedangkan malam hari di Surabaya, Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Gresik, Jombang, Batu, Kabupaten Pasuruan dan Kota Pasuruan. Kemudian dini hari di Pulau Bawean, Bondowoso dan Situbondo.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.

"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.

Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.

"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.