Sukses

Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Makanan Bergizi untuk Generasi Muda RI

Ketua Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Anis Catur Adi menuturkan, era industri 4.0 yang serba digital ini berpengaruh terhadap aktivitas dan pola makan.

Liputan6.com, Jakarta - Generasi muda Indonesia kini didorong untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya gizi dan kesehatan. Hal itu terwujud dalam tema peringatan Hari Gizi ke-60 pada 25 Januari yang mengambil tema Gizi Optimal untuk generasi milenial.

Pemilihan tema tersebut bukan tanpa alasan. Tema tersebut diambil untuk meningkatkan kesadaran generasi muda pentingnya gizi dan kesehatan.

Ketua Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), Anis Catur Adi menuturkan, era industri 4.0 yang serba kompetitif membutuhkan generasi emas. Hal ini agar setiap individu tersebut mampu berinovasi, kreatif sehingga berdampak terhadap perkembangan SDM dan pembangunan ke depannya.

Untuk mempersiapkan hal tersebut memang perlu persiapan sejak dini. Namun, di era industri 4.0 yang serba digital, menurut Anis berdampak terhadap kemudahan untuk mendapatkan sesuatu sehingga mempengaruhi aktivitas dan gerak seseorang.

"Era milenial 4.0 serba digital. Mau makan tinggal pesan pakai aplikasi jadi membuat malas bergerak," ujar Anis saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (28/1/2020).

Anis menuturkan, generasi muda Indonesia sangat besar. Berdasarkan proyeksi penduduk 2015-2015, hasil survei penduduk antar sensus (supas) 2015, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 269,6 juta jiwa pada 2020. Angka itu terdiri atas 135,34 juta jiwa laki-laki dan 134,27 juta jiwa perempuan.

Sebanak 66,07 juta jiwa masuk kategori usia belum produktif (0-4 tahun),  selanjutnya sebanyak 185,34 juta jiwa termasuk kelompok usia produktif (15-6 tahun, dan sebanyak 18,2 juta jiwa termasuk penduduk usia sudah tidak produktif atau berusia di atas 65 tahun.

"Jumlah dan potensi besar ini (generasi muda-red) perlu fokus di tengah berbagai tantangan dan kemudahan. Ini dalam hal asupan makanan dari generasi muda yang biasanya menyukai makanan mengandung gula, garam, dan lemak," kata dia.

Anis menuturkan, asupan makanan mengandung gula, garam dan lemak ini yang perlu dibatasi. "Boleh saja makan tetapi yang paling penting pola makanan harian yang diperhatikan," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlu Aktivitas Bergerak

Oleh karena itu, menurut Anis perlunya edukasi kepada generasi muda Indonesia mengenai pola asupan makanan. Terutama pola makanan harian. Pola makanan ini juga perlu sesuai dengan kebutuhan gizi sesuai usia seseorang.

Anis menuturkan, asupan pola makanan harian tersebut dengan mengisi piring yang terdiri dari porsi 2/3 makanan pokok seperti nasi, 1/3 lauk pauk, 1/3 buah-buahan dan 2/3 sayuran. “Ini seperti program Isi Piringku untuk peringati hari gizi nasional,” kata Anis.

Selain pola asupan makanan yang perlu diperhatikan, menurut Anis, generasi muda juga perlu meningkatkan aktivitas bergerak.  Aktivitas fisik perlu dilakukan untuk mengoptimalkan daya tahan tubuh. Kegiatan dapat dilakukan mulai dari olahraga, berjalan kaki, aktivitas di rumah mulai dari memasak, menyapu, dan membersihkan rumah.

"Aktivitas fisik ini dengan olahraga terukur. Jadi rutin olahraga 15 menit dalam dua minggu sekali atau olahraga selama 30 menit untuk seminggu sekali,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.