Sukses

Pemkot Surabaya Optimalkan Pengerukan Saluran Air

Pemkot Surabaya kerja bakti membersihkan saluran air atau box culvert, salah satunya yang sudah dilakukan di sepanjang Jalan Pasar Kembang Wonorejo-Jalan Pandegiling, Surabaya, pada Kamis, 23 Januari 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya, Jatim, mengoptimalkan pengerukan saluran air di kawasan tengah kota untuk mengantisipasi banjir. Selain itu, Pemkot Surabaya juga mengoptimalkan kerja bakti membersihkan saluran air.

Kepala Rayon Genteng dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Agung Wibisono mengatakan, dinasnya akan mengerjakan saluran dari Jalan Pandegiling yang akan terhubung dengan saluran sekunder menuju Jalan Dinoyo.

"Kami juga akan melakukan pemasangan saluran yang terkoneksi dengan saluran sekunder yang ada di Dinoyo, sehingga diharapkan tidak ada genangan di kawasan ini," kata dia, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (25/1/2020).

Selain itu, lanjut dia, pihaknya mengoptimalkan kerja bakti membersihkan saluran air atau box culvert, salah satunya yang sudah dilakukan di sepanjang Jalan Pasar Kembang Wonorejo-Jalan Pandegiling, Surabaya, pada Kamis, 23 Januari 2020.

"Dalam kerja bakti itu kami juga menerjunkan 50 orang petugas dan menurunkan empat alat berat dan 10 dump truk," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perintah Wali Kota Risma

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) sebelumnya memerintahkan jajarannya untuk melakukan perantingan hingga mengeruk saluran.

"Kita tidak bisa mengandalkan pompa air saja. Saluran-saluran itu juga harus diperhatikan. Saya juga lihat endapannya itu cukup tinggi, makanya saya minta untuk dikeruk," kata dia.

Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini menuturkan saluran tengah yang ada di Tegalsari itu dibangun sekitar tahun 2016. Setelah itu, belum dibersihkan lagi.

Dia mengatakan, sedimentasinya mencapai hampir 80 persen dari saluran eksisting. "Padahal saluran eksisting sebetulnya sudah besar. Tapi karena sedimentasinya cukup tinggi dan ada masalah, maka kita bersihkan supaya tidak terjadi masalah," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.