Sukses

Tips Jaga Pola Makan Saat Musim Hujan Tiba

Memasuki cuaca ekstrem, Ketua Departemen Gizi FKM Universitas Airlangga menyarankan sejumlah makanan yang dihindari dan konsumsi.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kota sudah alami musim hujan. Bahkan, di beberapa daerah sudah terkena banjir. Hal ini karena daerah tersebut mempunyai intensitas curah hujan tinggi dibarengi dengan masalah sampah dan saluran yang tersumbat.

Ketika memasuki musim pancaroba seperti sekarang ini, penyakit lebih mudah berkembang dan menular. Oleh karena itu, segala hal perlu diperhatikan kebersihannya, yang paling utama adalah makanan.

Makanan akan mudah terkontaminasi oleh virus dan bakteri, apalagi yang mengandung air. Jika kita tidak menjaga pola makan dan gaya hidup yang sehat, maka penyakit akan bersarang di tubuh. Penyakit yang dapat timbul karena mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak bersih antara lain flu, diare, tifus, dan leptospirosis.

Liputan6.com kali ini akan membahas makanan dan minuman apa saja yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari pada saat cuaca ekstrem.

Ketua Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Anis Catur Adi mengatakan, memasuki musim pancaroba ini sebaiknya menghindari makanan yang bersuhu ekstrem.

"Hindari makanan dan minuman terlalu dingin di cuaca panas, juga hindari makanan dan minuman terlalu panas di cuaca dingin,” kata Anis kepada Liputan6.com, Rabu (8/1/2020).

Menurut Anis, mengonsumsi makanan dan minuman terlalu dingin dan panas kurang baik untuk dikonsumsi karena akan memudahkan tubuh terserang penyakit seperti batuk.

“Jika hendak meminum es, sebaiknya minum air yang biasa dulu kemudian bertingkat (suhunya) sedikit-sedikit. Begitu juga ketika hendak meminum minuman panas, sebaiknya didiamkan dulu,” ujarnya.

Selain itu, Anis mengatakan hal yang paling mendasar adalah selalu menutup makanan dan memasaknya dengan sempurna.

"Ketika musim hujan, tikus dari luar seperti dari got, masuk ke dalam rumah. Hal ini dikhawatirkan akan mengontaminasi makanan dan menyebabkan leptospirosis," kata Anis.

Ketika mengolah makanan, hendaknya memasak dengan suhu 80 derajat celsius. Karena mikroba akan mati pada suhu tersebut. Kita juga terbiasa untuk menghangatkan makanan, menurut Anis, ketika menghangatkan makanan, harus dengan sempurna.

"Ketika menghangatkan masakan, harus dipanaskan dengan sempurna, yaitu di atas 80 derajat celsius. Kalau hanya sekadar dihangatkan, suhunya hanya mencapai 30 – 40 derajat celsius. Salah satu cara memanaskan dengan sempurna adalah dengan memanaskan dengan kondisi tertutup,” kata Anis.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konsumsi Protein

Dalam cuaca yang ekstrem ini juga disarankan untuk meningkatkan konsumsi protein hewani seperti daging, telur, susu, dan ikan.

Selain protein hewani, konsumsi vitamin atau suplemen jika diperlukan. Mengonsumsi vitamin atau suplemen juga harus sesuai dengan petunjuk dan tidak mengambil tindakan sendiri.

Kemudian, pastikan kebersihan dan keamanan makanan dan minuman yang hendak dikonsumsi. Perhatikan di mana belinya, bagaimana prosesnya, tempat makanannya, sampai tempat untuk mencucinya.

“Makanan mentah seperti sayur dan buah, harus dicuci dengan sempurna. Pastikan airnya bersih, air yang bersih adalah air yang mengalir,” kata Anis.

Anis juga mengatakan, mengonsumsi air putih adalah hal sederhana tapi sangat penting bagi tubuh. Hendaknya minum secara teratur 2½ Liter agar tubuh tidak terkena dehidrasi. Ia juga mengatakan sebaiknya minum itu tidak menunggu haus karena tubuh akan mengalami dehidrasi.

“Air kencing yang berwarna kuning, adalah yang mengalami dehidrasi. Semakin kuning urin, maka semakin dehidrasi,” ujar Anis.

Kemudian, Anis juga menganjurkan makanan dan minuman yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi bagi yang terkena penyakit seperti flu, diare, dan tifus,

“Saat flu, istirahat adalah yang paling utama. Kemudian hendaknya konsumsi makanan hangat atau beruap seperti sup dan bakso, atau yang berkaldu karena kaldu bisa menambah energi,” kata Anis.

Selain flu, penyakit yang mudah menular di cuaca ekstreme ini adalah diare dan tifus. Jika sedang terkena diare hendaknya minum yang banyak, selain minum obat dan oralit. Saat diare, menurut Anis hendaknya kurangi konsumsi susu. Tetapi ada juga olahan susu yang dibolehkan.

"Kalau mau, konsumsi susu fermentasi seperti yogurt dan keju. Atau konsumsi susu yang rendah/low atau juga yang free lactosa,” kata dia.

Kemudian, ketika terserang penyait tifus, hendaknya tidak mengonsumsi makanan asam, pedas, dan panas. Dianjurkan untuk memakan makanan yang lunak seperti bubur untuk bayi untuk sementara waktu.

Oleh karena itu, saat cuaca ektreme hendaknya kita pintar dalam memilih dan memilah makananan yang akan dikonsumsi, serta perhatikan kebersihannya.

 

 

(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.