Sukses

Luncurkan Game Genre Casual Arcade, Tim ITS Raih Juara di Malang

Tim ITS yang diketuai oleh Vincentius Tanubrata dan beranggotakan Feraldy Nathanael serta Ignatius Dwiki Iskandar tersebut menciptakan game mobile bergenre casual arcade dengan nama Hope.

Liputan6.com, Surabaya - Tak pernah ada kata henti bagi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) untuk selalu mengukir prestasi membanggakan.

Kali ini, tiga mahasiswa dari Departemen Informatika ITS berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi Creative Idea in Development (Credia.id) dengan kategori Game Development di Universitas Islam Negeri (UIN), Malang yang berlangsung 29 – 30 November 2019.

Tim yang diketuai oleh Vincentius Tanubrata dan beranggotakan Feraldy Nathanael serta Ignatius Dwiki Iskandar tersebut menciptakan sebuah game mobile bergenre casual arcade dengan nama Hope. Menurut Feraldy, ide game tersebut hadir secara tidak disengaja dan dikembangkan bersama-sama oleh ketiga anggota tim.

Seperti game pada umumnya, jelas Feraldy, Hope dikembangkan sebagai sarana hiburan bagi para pengguna. Secara umum, konsep game ini menampilkan Slime sebagai karakter utamanya.

Slime tersebut terjebak di bawah tanah dan pengguna game harus membantunya naik dengan melewati berbagai rintangan. Dengan menggunakan tombol drag and hold, pengguna akan terbantu untuk mengeluarkan trajectory yang nantinya dipakai sebagai arahan untuk membuat Slime dapat melompat. 

Feraldy mengaku bahwa game yang mereka ciptakan ini berbeda dengan game pada umumnya. Lantaran, game ini menampilkan Slime sebagai karakter utama yang dapat menempel di berbagai sisi dinding, baik dalam posisi tegak maupun terbalik. Keunikan tersebut yang menjadikan game ini sebagai satu-satunya yang ada di Indonesia, sekaligus membuat decak kagum para juri.

"Para juri memang sempat menyinggung terkait dengan konsep game kami, mereka heran melihat mekanik game kami (Hope, red) yang dapat menempel," tutur Feraldy. Tidak hanya inovatif, imbuh Feraldy, game karya timnya ini diakui memberikan warna baru bagi industri game di Indonesia, Selasa, 3 Desember 2019.

Tim binaan dosen Informatika ITS, Hadziq Fabroyir SKom PhD tersebut memakan waktu selama dua minggu dalam proses penciptaan dan persiapannya. Dengan waktu yang relatif singkat, mereka berhasil menyisihkan 48 tim lain dari berbagai institusi. "Dari 49 tim yang berlaga, termasuk kelompok kami (tim ITS), dipilih sepuluh tim terbaik untuk lolos ke tahap presentasi," ujar Feraldy.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sebelumnya, Feraldy sempat merasa berkecil hati melihat kompetensi para saingannya yang tak kalah hebat. Namun, dengan kinerja apik antar anggota tim, hal-hal tersebut dapat mereka tepis.

Saingan terberat, menurutFeraldy, adalah tim yang meraih juara 2 dan 3, yakni Tim Grinsimile dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Tim Tic Tech dari Universitas Negeri Malang (UM). "Mereka kerap mengikuti berbagai ajang perlombaan game development, sehingga memiliki lebih banyak pengalaman," ungkap mahasiswa angkatan 2018 tersebut.

Feraldy bersama kedua anggota tim yang lain menetapkan target untuk mematangkan kembali game Hope yang telah mereka ciptakan. "Sebenarnya, game ini belum benar-benar beres sehingga diperlukan pengembangan lebih lanjut agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat," timpalnya. Rencananya, jika sudah siap Hope akan dijajakan dan dapat diakses melalui Google Play Store.

Lebih lanjut, Feraldy berharap tim mereka dapat mengembangkan ide untuk game yang lain dan dapat ikut meramaikan industri game di Indonesia. "Semoga dengan adanya game yang unik dan baru, dapat menarik minat masyarakat luas untuk menikmati game kami," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.