Sukses

Ucapan Selamat Hari Guru yang Mengesankan dari Gubernur Khofifah

Indonesia memperingati Hari Guru Nasional pada Senin (25/11/2019). Ucapan selamat Hari Guru Nasional pun ramai termasuk di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memperingati Hari Guru Nasional pada Senin (25/11/2019). Ucapan selamat Hari Guru Nasional pun ramai termasuk di media sosial. Sejumlah tokoh terutama dari Jawa Timur turut mengucapkan Selamat Hari Guru Nasional.

Salah satunya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Khofifah lewat akun instagramnya @khofifah.ip memberikan ucapan selamat Hari Guru Nasional. Ia menulis, di antara tugas berat guru hari ini adalah membangun karakter dan menjadi perekat solidaritas antarwarga bangsa.

"Terima kasih semua guru yang telah mendedikasikan ilmu dan jiwa raganya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Selamat Hari Guru dan PGRI ke-74," tulis dia.

Ia juga mengunggah video untuk peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November 2019.  Khofifah juga menulis agar guru menjadi sosok gugu dan tiru.

"Karena dengan begitu, namamu akan selalu hidup dalam sanubari setiap muridmu. Wahai murid yang budiman hormati gurumua agar manfaat ilmumu. Selamat Hari Guru Nasional 2019," tulis dia.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak menunggah video sambil bermain alat musik. Ia memainkan aransemen lagu Hymne Guru ciptaan Sartono.

Tak lupa ia juga menulis ucapan Selamat Hari Guru Nasional 2019. Emil menulis, kalau mengajar merupakan pengabdian yang mulia bagi bangsa dan negara, termasuk juga bagi mereka yang berada di pelosok mencerdaskan anak-anak bangsa di pedesaan.

"Untuk seluruh guru di Jawa Timur, tantangan kita tidak mudah, dunia terus berubah, namun kita harus tetap pantang menyerah," tulis dia.

Ia menuturkan, kalau dirinya sering mendengar kritik mengenai porsi belanja pegawai di Anggaran Pendidikan dan Belanja Pegawai Daerah (APBD), tapi yang kadang terlupakan adalah belanja pegawai tersebut termasuk untuk membiayai guru dan tenaga kesehatan.

Emil mengatakan, masa depan Indonesia tidak hanya dibangun dengan beton dan baja, tapi dengan investasi sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, program Tis-Tas yang juga menyasar lembaga pendidikan menengah swasta dapat diarahkan untuk pengembangan guru, dan untuk GTT di SMA/SMK negeri, tunjangan juga diperluas cakupannya.

“Ibu Gubernur dan saya senantiasa menempatkan pembangunan SDM sebagai fokus keunggulan Jatim untuk masa depan, maka peran guru sangatlah penting,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hari Guru Nasional, Nadiem Makarim Ingin Agar Guru Mulai Berinovasi

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim membuat pidato untuk memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada hari ini, Senin, 25 November 2019.

Dalam pidato yang ditulis dalam 2 lembar kertas itu Nadiem meminta maaf lantaran pidatonya sedikit berbeda dengan pidato menteri-menteri sebelumnya.

"Biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia dari Sabang sampai Merauke," ujar Nadiem Makarim di awal pidato.

Dalam teks pidato dua halaman tersebut, mantan CEO Gojek itu kemudian berbicara tentang tugas mulia menjadi seorang guru meski juga yang tersulit.

"Anda ditugasi untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberi aturan dibandingkan dengan pertolongan," kata Nadiem menambahkan seperti dalam teks pidato.

Nadiem Makarim juga dalam pidato di Hari Guru Nasional ini menyebut bahwa para guru sangat ingin membantu murid-murid yang mengalami ketertinggalan di kelas. Namun apa daya, waktu sang guru habis terbuang mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.

"Anda tahu betul bahwa potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian, tetapi terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan," sambung Nadiem.

Nadiem juga mengetahui betul bahwa guru ingin agar anak didiknya belajar di dunia sekitar, namun kurikulum yang padat menutup pintu peluang.

Nadiem mengetahui bahwa guru ingin berinovasi. Namun, sulit dilakukan oleh para guru.

Untuk itu, Nadiem ingin agar para guru mulai berinovasi tanpa harus menunggu perintah.

Nadiem ingin agar guru mulai mengajak anak didiknya berdiskusi, memiliki proyek bakti sosial, dan membantu murid untuk menemukan bakatnya.

"Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak," tandas Nadiem.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.