Sukses

4 Tempat di Surabaya Jadi Saksi Bisu Peristiwa 10 November

Pertempuran besar antara arek Surabaya dengan Sekutu dan Belanda pada 10 November 1945 ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

Liputan6.com, Jakarta - Hari Pahlawan yang dirayakan setiap 10 November merupakan perayaan penting bagi Republik Indonesia. Hari Pahlawan merupakan peringatan terjadinya pertempuran antara arek-arek Surabaya dengan Sekutu dan Belanda.

Pertempuran yang terjadi pada 1945 silam tersebut disebut juga dengan Pertempuran Surabaya. Pertempuran itu ditetapkan sebagai Hari Pahlawan pada 16 Desember 1959 melalui Keppres Nomor 316 Tahun 1959.

Dari pertempuran tersebut banyak pemuda Surabaya hingga tokoh-tokoh yang gugur. Hari nasional ini untuk mengenang perjuangan yang telah pendahulu untuk Indonesia. Pertempuran itu masih bisa dikenang saat berkunjung ke Surabaya.  Berikut empat lokasi yang mengandung kisah 10 November 1945:

1. Jembatan Merah

Jembatan Merah menyimpan banyak cerita tentang peristiwa pertempuran 10 November 1945. Jembatan ini menjadi salah satu lokasi terjadinya pertempuran antara arek Surabaya dengan Sekutu dan Belanda. 

Pada masa penjajahan, jembatan ini merupakan satu-satunya akses penghubung Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya. Dahulu jembatan ini berbahan kayu, lalu diubah menjadi besi. Warna merahnya tetap dipertahankan sebagai ciri khas dari jembatan ini. Jembatan ini ada di Jalan Kembang Jepun, Surabaya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Benteng Kedung Cowek

2. Benteng Kedung Cowek 

Benteng yang terletak dekat Jembatan Suramadu- Pantai Kenjeran ini dibangun sebagai basis pertahanan. Setelah Belanda kalah, benteng ini dikuasai oleh militer Jepang. Namun karna Jepang juga takluk dengan pasukan sekutu, akhirnya benteng tersebut diduduki oleh Indonesia. 

Saat pertempuran 10 November, benteng ini dijadikan basis pertahanan oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pasukan Sriwijaya. Mereka bertempur melawan musuh menggunakan senjata meriam yang masih tersimpan bekas peninggalan Belanda dan Jepang. Di benteng ini banyak pejuang Indonesia yang tewas.

Di Benteng Kedung Cowek masih dapat ditemukan banyak peninggalan bersejarah. Di sana terdapat tempat memasukkan peluru, pistol laras panjang dan lainnya.

3. Gedung Internatio Surabaya

Gedung Internatio atau Internationale Crediten Handelvereeniging berdiri tak jauh dari Jembatan Merah. Pada 25 Oktober 1945, gedung ini dikuasai oleh pasukan sekutu dan dijadikan markas tentara mereka.

Melansir dari situsbudaya.id, pada 28-30 Oktober terjadi pertempuran sengit di sekitar Gedung Internatio. Dalam pertempuran sengit tersebut, komandan pasukan sekutu, Brigjend Mallaby terbunuh oleh ledakan granat. Diperkirakan, Brigjend Mallaby terbunuh di Taman Jeyangrono, yang sekarang menjadi Taman Sejarah, dekat dari gedung ini. Lokasi gedung ini masih dekat dengan Jembatan Merah. Gedung Internatio terletak di kawasan Krembangan, Surabaya.

3 dari 3 halaman

Hotel Majapahit

4. Hotel Majapahit

Hotel Majapahit adalah hotel yang telah berdiri sejak Belanda masih menjajah Indonesia. Sejak 1911, Hotel Majapahit telah berdiri di Jalan Tunjungan. 

Hotel ini merupakan tempat terjadinya peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi merah putih pada 9 September 1945. Peristiwa yang dikenal juga dengan sebutan het vlag incident tersebut merupakan awal mula pertempuran Surabaya. Setelah insiden perobekan bendera tersebut, banyak perkelahian antara Arek Suroboyo dengan oposisi dan berpuncak pada 10 November 1945.

Selain Hotel Majapahit, banyak gedung bersejarah lain di Jalan Tunjungan, antara lain Gedung Siola dan Monumen Pers Perjuangan Surabaya.

(Kezia Priscilla - Mahasiswa UMN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.