Sukses

6 Terobosan Surabaya Jadi Smart City

Dari pembangunan yang ada di Surabaya, tak heran bila kota ini dijuluki Smart City.

Liputan6.com, Jakarta - Surabaya, Jawa Timur adalah salah satu kota di Indonesia yang terkenal sebagai Smart City. Capaian ini tak lepas dari gebrakan dan inovasi yang Pemerintah Kota (Pemkot) setempat lakukan. 

Melansir dari Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi Tri Rismaharini karya Ervina Pitasari, smart city adalah penggunaan teknologi komputasi cerdas untuk mengintegrasikan berbagai komponen penting dari infrastruktur dan layanan kota. Smart City sendiri memiliki enam sumbu utama sebagai bahan idetifikasi meliputi, smart government, smart economy, smart environment, smart living, smart people, dan smart mobility.

Dari pembangunan yang ada di Surabaya, tak heran bila kota ini dijuluki Smart City. Perubahan yang dilakukan Pemkot lakukan tak hanya di satu bidang, melainkan mencakup banyak bidang sekaligus. 

Berikut ini adalah uraian realisasi dan bukti Surabaya sebagai Smart City masih melansir dari buku karya Ervina Pitasari:

1. Dimensi Smart Government

Sebelum melakukan pembenahan secara eksternal, Surabaya melakukan fase pertamanya dengan mengatasi internal pemerintah. Pembenahan ini rupanya sudah dilakukan sejak masa kepemimpinan Bambang Dwi Hartono, Wali Kota Surabaya sebelum Risma.

Pada masa kepemimpinan Bambang, Ia banyak menyentuh berbagai permasalahan lingkup internal pemerintah. Hal ini banyak memberikan perubahan bagi masa depan Surabaya. 

Setelah tuntas, pengembangan layanan eksternal pun dilakukan.  Hal ini terlihat saat Risma menjabat sebagai wali kota. Sumbu utama perubahan yang Risma lakukan adalah sistem pemerintahan berbasis internet yang biasa disebut juga dengan e-procurement.

2. Dimensi Smart Economy 

Menjadikan Surabaya sebagai Smart City harus didukung pula dari segi perekonomiannya. Dalam masa jabatannya, Risma memikirkan program untuk mengatasi kemiskinan di Surabaya.

Program tersebut antara lain Pahlawan Ekonomi. Program ini baru populer sekitar 2012-an. Selain itu, Risma juga membuat program Pejuang Muda. 

Melalui kedua program tersebut ibu rumah tangga dan pemuda digerakan untuk mengasah kreativitas. Selain itu mereka juga didorong untuk menambah wawasan melalui kegiatan berjualan.

 

 

*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dimensi Smart Environment

3. Dimensi Smart Environment

Sebagai sarjana yang mempelajari tata kota, tak sulit bagi Risma untuk mengubah ruang terbuka di Surabaya. Banyak lokasi yang tadinya terbengkalai berhasil disulap menjadi tempat menarik. 

Selama menjabat, banyak taman yang Risma berikan untuk warga Surabaya. Tak hanya indah, taman itu juga memiliki nilai edukasi. Selain taman, Risma juga memberikan banyak perubahan untuk Kebun Binatang Surabaya yang kondisi awalnya sangat memprihatinkan. 

Kinerja besar lain yang Risma lakukan adalah sistem penanggulangan banana Surabaya Early Warning System (SEARS), sistem transportasi cerdas ITS-ATSC, serta pengelolaan sampah menjadi energi dan produk yang lebih berguna.

4. Dimensi Smart Living

Lingkungan memiliki peran besar bagi pertumbuhan seseorang. Risma ingin anak-anak di Surabaya tumbuh di lingkungan yang baik. 

Dulu "Gang Dolly" menjadi salah satu faktor yang dikenal dari Surabaya. Kawasan prostitusi itu menjadi sumber penghasilan banyak orang.

Walau begitu, Risma tidak ragu untuk menutup lokalisasi tersebut pada 2014. Alasan Risma sederhana, Ia tidak ingin generasi muda yang tumbuh di sana hidup dalam lingkungan yang menganggap prostitusi adalah hal yang lumrah.

Selain Gang Dolly, Risma juga menutup empat lokalisasi lain di Surabaya meliputi, Dupak Bangunsari, Tambaksari, Moroseneng dan Klakah Rejo. 

 

3 dari 4 halaman

Dimensi Smart People

5. Dimensi Smart People

Selain menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, Risma juga dikenal sebagai sosok ibu bagi masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan, Risma sering melakukan kunjungan serta pengarahan kepada anak-anak, difabel, dan masyarakat umum. 

Salah satu kegiatan yang Risma baru lakukan adalah pengarahan bagi anak-anak yang terindikasi tawuran. Risma hendak melakukan apa saja untuk membuat anak di Surabaya dapat berkembang lebih baik. 

Walau tampaknya tegas, Risma adalah sosok yang penuh kepedulian. Salah satu bentuknya adalah dengan disediakannya fasilitas Rumah Bahasa yang memungkinkan masyarakat untuk belajar secara gratis, tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. 

6. Dimensi Smart Mobility

Bisa dibilang, Risma adalah wali kota yang tak bisa diam. Tak jarang Risma melakukan kunjungan secara tiba-tiba. 

Salah satu buktinya adalah kebiasaan Risma yang sering membersihkan jalanan bersama dengan ajudannya. Risma juga sering melakukan kontrol ke pintu air di kala hujan sedan gturun. 

Namun kebiasaanya di luar kantor itu tidak mengganggu konsentrasi akan tugas-tugas yang diembannya. Risma dan seluruh orang yang terlibat dalam pemerintahan kota terhubung dengan HT agar dapat tetap berkomunikasi. Dengan begini, walau Risma sedang melakukan kegiatan di luar, Ia tetap terhubung dengan pegawai-pegawainya. 

4 dari 4 halaman

Penghargaan Surabaya sebagai Smart City

Banyak penghargaan yang diterima dari eksistensinya Surabaya sebagai Smart City. Penghargaan ini diperoleh dari kemenangannya dalam ajang-ajang bergengsi. 

Pada 2011, Surabaya meraih 3 dari 4 penghargaan yang diadakan oleh majalah Warta Ekonomi. Ketiga penghargaan itu meliputi Smart Government, Smart Environment dan Smart Living. Surbaya berhasil memenangkan penghargaan tersebut mengalahkan 60 partisipan lain dariseluruh 33 provinsi yang ada di Indonesia. 

Untuk mendapatkan penghargaan tersebut, terdapat faktor-faktor yang harus dipenuhi sebagai Smart City. Dalam memenangkan penghargaan Smart Government, Surabaya unggul untuk hal keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan, partisipasi warga, dan sistem pemantauan area publik, sistem administrasi kependudukan, dan sistem administrasi perizinan. 

Untuk kategori Smart Living sendiri, Surabaya raih dengan adanya sistem penerimaan siswa baru secara daring, fasilitas wifi gratis di area publik, SIM sekolah daring, CCTV pemantauan lalu lintas dan portal pariwisata. 

Sedangkan smart environment berhasil Surabaya raih karna Kota Pahlawan ini menggunakan sistem peringatan dini bencana, sistem pemantauan air berbasis TI, dan sistem pengelolaan sampah berbasis TI. 

Kategori yang tidak berhasil oleh Surabaya adalah Smart Economy. Kategori ini dinilai dari kewirausahaan serta fleksibilitas pasar tenaga kerja. 

(Kezia Priscilla - Mahasiswa UMN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.