Sukses

Bubi Chen dalam Kenangan: Kenal Musik Sejak Umur 5 Tahun (I)

Siapa tak kenal Bubi Chen? Ikon jazz asal Surabaya ini telah menyumbangkan banyak karya di bidang musik Indonesia. Ia sudah kenal musik sejak kecil.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa tak kenal Bubi Chen? Ikon jazz asal Surabaya ini telah menyumbangkan banyak karya di bidang musik Indonesia. Kecintaan pada jazz membuat Bubi Chen tak pernah berhenti untuk berkarya. Sampai-sampai terdapat istilah "Bubi Chen adalah jazz dan jazz adalah Bubi Chen”.

Bubi Chen adalah pemusik jazz kelaihran Surabaya, 9 Februari 1938. Melansir dari Surabya Punya Cerita Vol.1 karya Dhahana Adi, Bubi Chen telah dikenalkan dengan musik sejak kecil. 

Pada usia lima tahun, ayah Bubi Chen, Tan Khing Hoo menyerahkan Bubi pada Di Lucia, seorang pianis berkebangsaan Italia, untuk belajar piano. Saat itu, Bubi belum bisa membaca, apalagi memahami not balok. 

Walau begitu, Bubi Chen tetap mengikuti pelajaran yang diberikan Di Lucia. Bubi Chen mudah terbiasa, karna Ia sering melihat kakak Bubi,  Jopie Chen dan Teddy Chen, berlatih piano. Bubi Chen belajar dengan Di Lucia hingga 1945.

Tak berhenti di situ, Bubi Chen selanjutnya mengikuti kursus piano klasik dengan Yosef Bodmer. Yosef Bodmer merupakan pianis berkebangsaan Swiss. 

Di tengah mempelajari piano klasik, Bubi Chen tertangkap basah memainkan aransemen jazz. Bubi menganggap, terdapat kebebasan yang lebih luas dalam musik jazz untuk menuangkan kreativitas dibandingkan dalam musik klasik. 

Bukannya marah, Yosef Bodmer justru mendukung Bubi Chen untuk mendalami Jazz. Pada usia baru 12 tahun, Bubi Chen telah mampu mengaransemen karya-karya Beethoven, Chopin, dan Mozart menjadi irama jazz. 

Beberapa waktu setelah itu, Bubi Chen mencoba mendalami musik jazz secara autodidak. Ia juga sempat mengikuti kursus tertulis di Wesco School of Music, New York saat 1955-1957. Salah seorang yang menjadi gurunya adalah Teddy Wilson, murid dari tokoh swing jazz legendaris Benny Goodman.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perjalanan Bubi Chen di Dunia Musik

Saat Bubi Chen di Surabaya, Ia membentuk sebuah grup "The Circle". Grup ini yang beranggotakan Maryono (saksofon), F.X. Boy (Bongo), Zainal (Bas), Tri Wijayanto (Gitar), dan Koews Syamsuidn (Drum).

Bubi juga sempat membentuk “Chen Trio” bersama saudaranya Jopie dan Teddy Chen pada 1950-an. Pada tahun yang sama, Bubi juga bergabung dalam Jack Lesmana Quartet, lalu berubah nama menjadi Jack Lesmana Quintet.

Pada 1959, Bubi Chen membuat rekaman di Lokananta bersama Jack Lesmana. Rekamannya yang berjudul “Bubi Chen with Strings” pernah disarkan oleh Voice of Amerika. Selain itu, rekamannya ini juga pernah dikupas oleh seorang kritikus jazz ternama dari AS pada 1960. Dalam pendapatnya, Ia menyebut Bubi yang saat itu baru berumur 22 itu sebagai “The Best Pianist of Asia”.

Pada 1963, Bubi menikah di Surabaya dengan Anne Chiang. Dari pernikahannya ini, Bubi Chen dikaruniai empat orang anak.

Bubi Chen bergabung dalam “Indonesian All Stars” pada  1967. Melalui kelompok ini, Bubi Chen pernah menampilkan bakatnya di “Berlin Jazz Festival”. Dari sinilah, Bubi menuai banyak pujian dan tawaran. 

Melalui acara tersebut, akhirnya Bubi menghasilkan album legendaris Djanger Bali. Melansir cerita Denny Sakrie, pengamat musik yang dilansir dari buku ini, di album tersebut Bubi Chen membawan sejumlah komposisi denga nwarna Sunda dan Jawa. Hal ini makin menghangatkan nama Bubi Chen.

Setelah itu, Bubi banyak melakukan rekaman. Pada 1976, Bubi merilis rekaman “Kau dan Aku” dengan Jack Lesmana, Benny Likumahuwa, Hasan dan Embong Rahardjo. Selain itu, Bubi juga melakukan rekaman eksotik yang menggabungkan jazz dengan beat reog.  Pada 1984, Bubi melakukan rekaman di Amerka yang diedarkan di Indonesia yang diberi judul “Bubi di Amerika”.

Banyak album yang telah dirilis oleh Bubi Chen, antara lain: Kedamaian (1989), Bubi Chen and his friends (1990), Bubi Chen-Virtuoso  (1995), dan masih banyak lagi.

Bersambung...

(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.