Sukses

Sepenggal Kisah Gedung Singa di Kawasan Kota Tua Surabaya

Bangunan di Surabaya ini disebut Gedung Singa, lantaran di bagian depan gedung tersebut terdapat dua patung singa yang menjadi ciri khasnya.

Liputan6.com, Jakarta Nama gedung singa di Surabaya, Jawa Timur mungkin membuat Anda heran dan bingung. Kenapa gedung tersebut dinamakan Gedung Singa? Gedung tersebut dinamakan Gedung Singa, lantaran di bagian depannya terdapat dua patung singa bersayap yang menjadi ciri khas dari gedung tersebut.

Gedung yang kini kerap disapa Gedung Singa, sempat mengalami sejumlah pergantian nama dan kegunaan. Gedung ini mulai dibangun pada 1901, masa kolonial Belanda. Mengutip laman @lovesuroboyo, gedung ini di bagian dalamnya masih asli. 

Dahulu, gedung tersebut merupakan Kantor Perusahaan Umum Asuransi Jiwa dan Tunjangan Hari Tua (Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente). Pada masanya, industri ini menjadi perusahaan asuransi jiwa yang paling besar di Belanda yang resmi berdiri pada 1880, dan kemudian gulung tikar pada 1921.

Atas hasil penelusuran dari berbagai sumber, diketahui pada saat masih menjadi gedung Algemeene, di bagian atas gedung terdapat sebuah papan tulisan yang menunjukan kalau gedungnya pernah ditempati oleh PT. Aperdi Djawa Maluku.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Karya Berlage

Nah, karena sempat digunakan oleh PT tersebut, maka ada juga masyarakat setempat yang menyebut gedung ini Gedung Aperdi. Peletakan batu pertama perusahaan asuransi itu dilakukan pada 21 Juli 1901 oleh John von Hemert.

Mengutip berbagai sumber, pembangunan Gedung Singa diarsiteki oleh Hendrik Petrus Berlage, dengan gaya arsitektur yang mempunyai kekhasannya tersendiri. Desain bangunan itu adalah Art Nouveau, dengan lengkungan bata merah khas Berlage.

Dua patung singa tadi yang terletak di pintu masuk gedung juga merupakan karya Berlage. Singa Jantan di sisi Selatan, sedangkan singa betina di sisi Utara. Keberadaan dua singa itulah yang menjadi alasan gedung ini disebut juga Gedung Singa.

Pegiat Sejarah Surabaya, Adi Setiawan menuturkan, Gedung Singa termasuk gedung beton bertulang generasi awal di Surabaya, Jawa Timur pada awal 1900. Di deretan gedung tersebut pada masa Belanda juga ada gedung-gedung perusahaan Belanda bergerak di bidang perdagangan, dan asuransi.

Gedung perusahaan asuransi itu mulai dari the Nutsspaarbank Building, the Nederlandsch-Indische Lijfrenteen Levensverzekering-Maatschappij, Netherlands Indies Annuity and Life Insurance Company. Gedung-gedung tersebut juga ada yang dirancang H.P Berlage.

Sama seperti bangunan bersejarah lainnya di Surabaya, pemkot setempat menetapkan Gedung Singa yang berada di Jalan Jembatan Merah Nomor 19-23 ini sebagai salah satu bangunan cagar budaya.

 

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.