Sukses

Top 3 Surabaya: IDI Jawa Timur Menolak Hukuman Kebiri Kimia

Berikut tiga artikel yang sita perhatian di Surabaya, dirangkum pada Selasa, 27 Agustus 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, eksekusi atau hukuman kebiri kimia bertentangan dengan kode etik dan sumpah dokter. Oleh karena itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur (Jatim) menolak menjadi eksekutor untuk hukuman kebiri kimia kepada pelaku kekerasan seksual.

Ketua IDI Jatim, dr Poernomo Budi Setiawan menuturkan, hukuman kebiri kimia bertentangan dengan kode etik dan sumpah dokter. Dalam hal ini, profesi dokter untuk menyembuhkan dan merehabilitasi, bukan menyakiti.

"Dari sisi kompetensi, sebetulnya kebiri itu apa. Kompetensi adalah sesuatu yang diperoleh dokter dari ilmu pengetahuan dan latihan praktis. Tapi ilmu pengetahuan kita tidak ada mengenai pengebirian. Juga tidak pernah dipraktikkan. Sehingga dari sisi kompetensi kami menolak dan merasa tidak memiliki kompetensi itu. Apalagi dari sisi etik jelas menolak," ujar Poernomo kepada Radio Suara Surabaya, melansir suarasurabaya.net, Senin, 26 Agustus 2019.

Artikel IDI Jawa Timur menolak hukuman kebiri kimia menyita perhatian pembaca di Surabaya. Ingin tahu artikel yang sedot perhatian di Surabaya? Berikut tiga artikel yang dirangkum pada Selasa (27/8/2019):

1.IDI Jawa Timur Menolak Hukuman Kebiri Kimia

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, eksekusi atau hukuman kebiri kimia bertentangan dengan kode etik dan sumpah dokter. Oleh karena itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur (Jatim) menolak menjadi eksekutor untuk hukuman kebiri kimia kepada pelaku kekerasan seksual.

Ketua IDI Jatim, dr Poernomo Budi Setiawan menuturkan, hukuman kebiri kimia bertentangan dengan kode etik dan sumpah dokter. Dalam hal ini, profesi dokter untuk menyembuhkan dan merehabilitasi, bukan menyakiti.

"Dari sisi kompetensi, sebetulnya kebiri itu apa. Kompetensi adalah sesuatu yang diperoleh dokter dari ilmu pengetahuan dan latihan praktis. Tapi ilmu pengetahuan kita tidak ada mengenai pengebirian. Juga tidak pernah dipraktikkan. Sehingga dari sisi kompetensi kami menolak dan merasa tidak memiliki kompetensi itu. Apalagi dari sisi etik jelas menolak," ujar Poernomo kepada Radio Suara Surabaya, melansir suarasurabaya.net, Senin, 26 Agustus 2019.

Berita selengkapnya baca di sini

2.Potret Pinky Evianty, Kakak Maia Estianty yang Memesona dan Awet Muda

Maia Estianty merupakan salah satu selebriti asal Surabaya sekaligus penyanyi papan atas di Indonesia. Penampilan dan kehidupan pribadi Maia Estianty kerap menjadi sorotan publik. Seakan segala kegiatan ibu tiga anak ini sayang untuk dilewatkan.

Namun, tak banyak yang tahu penyanyi kondang Maia Estianty ternyata memiliki kakak perempuan bernama Pinky Evianty. Tak kalah dari Maia, Pinky juga memiliki paras yang cantik dan awet muda.

Pinky Evianty adalah kakak ketiga Maia Estianty dari pasangan Harjono Sigit dan Kusthini. Maia sendiri merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Pinky juga memiliki seorang anak perempuan cantik yang kini tengah diperbincangkan oleh masyarakat yakni Diandra Marsha Shafiera.

Berita selengkapnya baca di sini

3.Jajaran Kampung Lingkungan dan Wisata di Surabaya (II)

Kota Surabaya, Jawa Timur berupaya menata kampung-kampung yang ada di Surabaya. Dengan pengelolaan kampung tersebut diharapkan dapat berdampak terhadap lingkungan, ekonomi masyarakat dan bisa juga jadi tujuan wisata.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya menata kampung.  Kampung-kampung tersebut pun disulap sehingga menjadi menarik, bersih, produktif, dan unik. Kampung tersebut ada yang menjadi kampung wisata, sejarah, kampung herbal dan lainnya.

Di sejumlah kampung tersebut memang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, dan ada juga yang ditata.

Berita selengkapnya baca di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.