Sukses

5 Hal Terkait Kasus Penyerangan Anggota Polisi Polsek Wonokromo

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri masih mendalami IM (30) terduga pelaku penyerangan dua anggota Polsek Wonokromo, Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri masih mendalami IM (30) terduga pelaku penyerangan dua anggota Polsek Wonokromo, Jawa Timur. Hal itu termasuk tengah mendalami apakah IM terafiliasi dengan ISIS.

"Ya sedang didalami (terkait jaringan ISIS) oleh tim Densus,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, seperti dikutip dari kanal news Liputan6.com.

Dedi masih menutup rapat sosok IM lebih detail, termasuk dugaan IM tak sendiri dalam melancarkan aksinya di Polsek Wonokromo.

Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber sejumlah hal yang berkaitan dalam peristiwa penyerangan anggota Polsek Wonokromo Surabaya, Jawa Timur:

Korban Akibat Penyerangan Pelaku Ternyata Dua Orang

1.Korban penyerangan pelaku berinisial IM (30) ternyata dua orang yaitu Aiptu Agus Sumartono, anggota SPKT Polsek Wonokromo dan Briptu Febian, anggota piket reskrim. Melansir suarasurabaya.net, Kombes Pol Sandi Nugroho, Kapolrestabes Surabaya mengatakan, Aiptu Agus mengalami luka di bagian tangan, pipi kanan, dan kepala belakang.

Sedangkan korban kedua, adalah Briptu Febian. Ia mengalami luka lebam di wajahnya. Sebelumnya pelaku tiba-tiba menyerang anggota polisi di Polsek Wonokromo sekitar pukul 16.45 WIB pada Sabtu, 17 Agustus 2019. Pelaku saat itu berpura-pura melapor. Akan tetapi, tidak jelas apa yang dilaporkan.

Amankan Barang Bukti

2. Setelah mengamankan pelaku, polisi menemukan sejumlah barang bukti berupa satu buah pisau penghabisan, satu buah celurit, satu buah ketapel dengan amunisi kelereng, satu senpi gas gun hitam, satu buah kaos warna hijau, satu tas ransel hitam dan dua lembar kertas fotocopy bertuliskan Iaillahhaillallah.

Kabid Humas Polda Jatim, Frans Barung Mangera menyampaikan, sekitar pukul 16.45 WIB, pelaku menyaru sebagai pelapor di SPKT, tetapi masih belum jelas apa yang hendak dilaporkan di Polsek Wonokromo.

"Saat itu pelaku langsung menyerang korban dengan sajam hingga terkena tangan dan kepala," tutur Barung, Sabtu, 17 Agustus 2019.

Barung mengatakan, korban Aiptu Agus Sumartono bisa diselamatkan dan saat ini di UGD RS Bhayangkara. "Korban mengalami luka di tangan, pipi sebelah kanan dan kepala bagian belakang," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Densus 88 Bawa Pelaku dan Keluarga

3. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol, Frans Barung Mangera menyampaikan, pelaku yang menyerang anggota polsek Wonoromo saat ini dibawa oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.

"Sementara diduga melakukan amaliyah. Indikator amaliyah itu dari pembelajaran yang disampaikan pelaku tadi," tutur Barung, Sabtu, 17 Agustus 2019. 

Barung menegaskan, pihaknya tengah menyelidiki secara menyeluruh. "Pelaku penyerangan itu perseorangan," ucap Barung.

Selain itu, Densus 88 Antiteror Mabes Polri membawa seorang perempuan berinisial F yang diduga istri dan dua anak pelaku. Hal ini dilakukan usai mengembangkan penyidikan di rumah kos pelaku yang berlaku di jalan Sidosermo IV gang I nomor 10 A, Surabaya.

Densus 88 Geledah Rumah Kos Pelaku

4. Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggeladah rumash kos pelaku penyerang polisi di Polsek Wonokromo. Ketua RT 03 RW 02 Kelurahan Sidosermo, Ainun Arif (43) menuturkan, polisi datang sekitar pukul 19.00 WIB. Lalu meminta izin untuk diantarkan ke rumah kos pelaku. Kemudian polisi menggeledah setibanya di kos pelaku yang menyerang anggota polsek wonokromo.

Ia menuturkan, ada beberapa barang yang dibawa polisi antara lain laptop, handphone, beberapa identitas mulai KTP, Kartu Keluarga, NPWP, dan kertas. Akan tetapi, Ainun tidak tahu persis kertas apa yang dibawa polisi.

Masih Diselidiki Motifnya

5. Penyerangan di Polsek Wonokromo tersebut diduga dilakukan perseorangan. Akan tetapi, polisi masih menyelidiki motifnya.

"Motif masih diselidiki. Soal psikologi pelaku bukan kami yang menjawab ya. Nanti ada doktoral kepolisian yang menjawab itu. Penyelidikan secara komprehensif melihat dari pada pelaku. Tentunya ada pengembangan yang merupakan wilayah Densus,” ujar Kombes Pol Frans Barung Mangera, Kabid Humas Polda Jatim, seperti melansir suarasurabaya.net.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.